1
1

Airbus Perkirakan Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru di 2043

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, BRUNEI – Airbus merilis proyeksi terbaru untuk pasar regional yang memperkirakan sektor penerbangan Asia-Pasifik membutuhkan 19.500 pesawat baru dalam 20 tahun ke depan. Angka ini mencapai 46 persen dari total kebutuhan global, yang diproyeksikan mencapai sekitar 42.430 pesawat baru pada 2043.

Mengutip keterangan tertulisnya, Kamis, 14 November 2024, President of Airbus Asia-Pacific Anand Stanley mempresentasikan proyeksi ini pada acara Annual Assembly of Presidents dari Association of Asia-Pacific Airlines (AAPA) di Brunei. Anand menyoroti peran penting kawasan ini bagi pasar penerbangan global dan pertumbuhannya yang terus berlanjut.

|Baca juga: Ternyata Ini Alasan Utama Pemerintah Pede Ekonomi Indonesia Mampu Tembus 8%

|Baca juga: Bos AXA Sebut Industri Asuransi RI Wajib Investasi Besar-besaran di Teknologi, Apa Manfaatnya?

Proyeksi untuk Asia-Pasifik, termasuk China dan India, menunjukkan kebutuhan pesawat baru tumbuh sebesar tiga persen per tahun. Dengan naiknya angka permintaan, armada di kawasan ini akan terus berkembang, didorong oleh kebutuhan akan ekspansi armada sekaligus penggantian pesawat lama, seiring semakin maraknya inisiatif berkelanjutan.

Airbus memperkirakan sekitar 16 ribu pesawat lorong tunggal, seperti Keluarga A220 dan A320neo, akan dibutuhkan untuk mendukung rute jarak pendek hingga menengah di kawasan ini. Selain itu, permintaan untuk pesawat jarak jauh berukuran sedang dan besar, seperti A330neo dan A350, diproyeksikan mencapai sekitar 3.500 unit.

Pesanan pesawat berbadan lebar terbaru di kawasan ini mencakup Cathay Pacific (A330neo), serta EVA Air, Japan Airlines, dan Korean Air (A350), dengan beberapa upaya lain yang sedang berlangsung diharapkan turut mendorong pertumbuhan.

|Baca juga: Diterpa Isu Gagal Bayar Klaim, Begini Tanggapan Bos Prudential!

|Baca juga: Kasus Prudential Viral di TikTok, Pengamat Ungkap Masalah Utama Penolakan Klaim Asuransi

Airbus memproyeksikan hampir 71 persen dari seluruh pengiriman pesawat baru akan dialokasikan untuk ekspansi armada, sementara 29 persen sisanya untuk menggantikan pesawat lama, yang akan berdampak signifikan pada upaya dekarbonisasi.

Pesawat berbadan lebar Airbus generasi terbaru lebih efisien dalam menggunakan bahan bakar hingga 25 persen. Oleh karenanya memiliki emisi karbon yang lebih rendah pula. Kemajuan teknologi ini mencerminkan komitmen Airbus dalam mendukung upaya industri penerbangan untuk meminimalkan dampak lingkungannya.

Anand mengatakan sebagai salah satu pasar penerbangan dengan pertumbuhan tercepat di dunia, kawasan Asia-Pasifik diproyeksikan mengalami pertumbuhan signifikan dalam dua dekade mendatang.

|Baca juga: UNDP Soroti 3 Tantangan Kritis Digital Indonesia

|Baca juga: Aviva: Aturan RBC Dorong Perusahaan Asuransi Alihkan Investasi ke Obligasi Pemerintah

“Dengan meningkatnya permintaan untuk transportasi penumpang dan kargo, kami siap mendukung mitra maskapai kami dalam mencapai tujuan jangka panjang mereka dengan pesawat yang paling efisien, berkelanjutan, dan canggih, sekaligus berkontribusi pada upaya dekarbonisasi di seluruh industri,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IHSG Diprediksi Melemah, Ajaib Sarankan Koleksi Saham SRTG, INDY, PNLF
Next Post Belajar dari Kecelakaan Tol Cipularang KM 92, AAUI Dorong Pemerintah Segera Terbitkan Keppres TPL

Member Login

or