Media Asuransi, GLOBAL – Bank Negara Malaysia (BNM) menginstruksikan perusahaan asuransi untuk mengevaluasi kembali strategi harga mereka agar lebih adil bagi pemegang polis. Langkah ini diambil menyusul kekhawatiran atas kenaikan premi asuransi kesehatan yang semakin tinggi.
Biaya layanan kesehatan di Malaysia memang meningkat tajam, didorong oleh inflasi medis dan semakin banyaknya penggunaan layanan serta prosedur medis.
|Baca juga: Asuransi Jasindo Berkomitmen Mendukung Pembangunan Nasional
|Baca juga: CIMB Niaga Dukung Sport Tourism melalui CIMB Niaga Tour de Surakarta
Sebagai regulator keuangan negara, BNM mengakui adanya kekhawatiran masyarakat terkait penyesuaian harga pada kebijakan yang berkaitan dengan kesehatan, baik oleh perusahaan asuransi maupun operator takaful yang menawarkan asuransi syariah.
“Dengan demikian, reformasi yang komprehensif dan terkoordinasi untuk mengatasi inflasi biaya medis sangat penting agar akses terhadap perlindungan MHIT (asuransi dan takaful medis dan kesehatan) tetap terjaga,” kata BNM, dikutip dari The Business Times, Senin, 2 Desember 2024.
BNM menegaskan perusahaan asuransi dan operator takaful harus bijaksana dalam mengelola kenaikan premi seiring waktu, dengan mempertimbangkan dampaknya bagi pemegang polis.
Selain itu, perusahaan asuransi diminta untuk menawarkan alternatif yang layak bagi mereka yang terdampak oleh kenaikan biaya secara signifikan. Hal itu untuk memastikan perlindungan kesehatan tetap terjamin.
|Baca juga: Anti Boncos, Investor Wajib Pahami Jebakan Psikologis Investasi Saham!
|Baca juga: Jangan Anggap Sepele, Ini Pentingnya Self Reward Buat Diri Sendiri!
Langkah ini diharapkan dapat membantu masyarakat terus mengakses layanan medis yang tepat tanpa terbebani dengan biaya yang semakin tinggi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News