1
1

Anti Boncos, Investor Wajib Pahami Jebakan Psikologis Investasi Saham!

Aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Investasi saham merupakan salah satu strategi untuk meraih kebebasan finansial, namun tentu ada tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah bias psikologis yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan investor.

SEVP Retail Markets & Technology BNI Sekuritas Teddy Wishadi menjelaskan bias psikologis ini mencakup berbagai jebakan yang bisa mengaburkan pandangan dan mengarah pada keputusan yang kurang rasional. Ia menekankan bias seperti overconfidence dan confirmation bias dapat memengaruhi cara investor menganalisis informasi dan membuat keputusan.

|Baca juga: Kendaraan Listrik Punya Karakteristik Unik, Industri Asuransi Harus Bagaimana untuk Cuan?

|Baca juga: BRI Finance Gandeng BRI dan Mikroland Properti Perkuat Penyaluran Pembiayaan

“Memahami bias ini adalah langkah penting untuk menjaga rasionalitas dalam berinvestasi dan mengurangi risiko. Dengan mengenali jebakan-jebakan ini, kita dapat lebih percaya diri dalam membuat pilihan yang bijak,” kata Teddy, dikutip dari keterangannya, Minggu, 1 Desember 2024.

Berikut adalah berbagai jenis bias psikologis yang dapat dialami oleh investor dan upaya untuk menghindarinya:

1. Overconfidence: Terlalu percaya diri

Dipicu oleh rasa percaya diri yang tinggi setelah meraih kesuksesan dalam beberapa transaksi, investor cenderung meremehkan risiko dan mengabaikan analisis mendalam yang sebelumnya mereka lakukan pada transaksi berikutnya.Teddy berpendapat investor perlu melakukan evaluasi berkala terhadap strategi investasi mereka. Penting bagi investor untuk menyadari seberapa tinggi tingkat kesuksesannya selama ini, analisis mendalam tetap diperlukan. Riset untuk setiap transaksi, baik yang kecil maupun besar, sangat penting agar dapat mengambil keputusan yang bijak.

|Baca juga: Zurich Syariah Siap Bantu Nasabah yang Terdampak Penutupan Unit Usaha

|Baca juga: Bos Zurich Syariah Siap Berburu Cuan di Asuransi Kendaraan Listrik

2. Anchoring: Terjebak pada harga pembelian

Banyak investor sering kali kesulitan melepaskan harga awal saat membeli saham. Ketika harga saham turun, mereka cenderung memilih untuk menahan saham tersebut dan berharap harganya kembali, meski terus mengalami kerugian. Padahal, penting untuk menganalisis kembali situasi yang sedang terjadi.

3. Confirmation bias: Melihat hanya apa yang ingin Anda lihat

Confirmation bias terjadi ketika investor hanya mencari informasi yang mendukung keyakinan yang mereka miliki, sementara mengabaikan data yang mungkin menentang pandangan tersebut. Hal ini dapat mengarah pada keputusan investasi yang merugikan.

|Baca juga: Operasional Bank Indonesia Ditiadakan saat Pilkada 27 November 2024

|Baca juga: Sah! Allianz Life Indonesia dan Allianz Utama Indonesia Raih Sertifikasi ISO 27701

4. Herd behavior: Mengikuti kerumunan

Dalam investasi, kita sering kali tergoda untuk mengikuti langkah orang lain. Saat melihat banyak orang membeli saham tertentu, kita mungkin merasa ingin ikut serta. Namun, sikap ini dapat mengarah pada keputusan impulsif yang berisiko dan berujung pada kerugian. Terjebak dalam saham gorengan adalah salah satu dampak dari perilaku herd. Ketika banyak orang yang membeli dan harga saham melonjak, investor akan terdorong untuk ikut membeli tanpa melakukan analisis yang tepat. Akibatnya, mereka bisa mengabaikan informasi yang penting dan berisiko mengalami kerugian.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Biaya Kesehatan Naik, Asuransi Tetap Penuhi Klaim Nasabah
Next Post Jangan Anggap Sepele, Ini Pentingnya Self Reward Buat Diri Sendiri!

Member Login

or