1
1

Asuransi Properti Jepang Diperkirakan Tembus US$27 Miliar di 2028

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – GlobalData memproyeksikan sektor asuransi properti di Jepang mencapai nilai US$26,5 miliar pada 2028. Hal itu dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 2,8 persen antara 2024 hingga 2028.

Namun, pada 2023, sektor ini mengalami kontraksi sebesar 0,9 persen, terutama disebabkan oleh kurangnya penjaminan polis bencana alam (Nat-cat), sementara klaim terkait bencana alam yang meningkat membebani profitabilitas perusahaan asuransi.

|Baca juga: Mandiri Sekuritas Hadirkan Growin’ Syariah, Solusi Investasi Berkah di Pasar Modal Indonesia

|Baca juga: Asuransi Jasindo Berkomitmen Mendukung Pembangunan Nasional

Dilansir dari laman Insurance Asia, Senin, 2 Desember 2024, GlobalData mencatat, pemulihan di sektor ini diperkirakan terjadi pada 2024, yang didorong oleh permintaan tinggi untuk cakupan bencana alam dan pertumbuhan sektor konstruksi serta energi.

Pada awal 2024, kerugian yang diasuransikan dimulai dengan gempa bumi di Semenanjung Noto pada 1 Januari, yang memicu pembayaran klaim sebesar US$579 juta hingga Mei. Beberapa kejadian berikutnya, termasuk gempa bumi berkekuatan 7,1 di Kyushu pada Agustus dan Topan Shanshan, semakin menambah beban perusahaan asuransi.

Diperkirakan polis asuransi kebakaran dan bahaya alam akan menyumbang 84,7 persen dari total premi asuransi properti pada 2024.

|Baca juga: Mengenal Lebih Dalam tentang Asuransi Umum dan Berbagai Manfaatnya

|Baca juga: Cara Jitu agar Anak Mudah Pahami Matematika

Analis Asuransi GlobalData Aarti Sharma menyebutkan ketahanan pasar asuransi properti Jepang dipengaruhi oleh meningkatnya kesadaran terhadap risiko, penyesuaian premi akibat inflasi, serta perusahaan asuransi yang memperkuat retensi mereka di tengah tingginya biaya reasuransi.

Sektor konstruksi menjadi pendorong utama pertumbuhan, dengan proyeksi output tahunan sektor ini akan tumbuh 1,1 persen antara 2025 hingga 2028, didorong oleh investasi di energi terbarukan dan proyek komersial.

Inisiatif pemerintah untuk meningkatkan kontribusi energi terbarukan menjadi 36 persen hingga 38 persen dan energi nuklir menjadi 20 persen hingga 22 persen pada 2030 juga diharapkan dapat meningkatkan permintaan asuransi properti, terutama untuk infrastruktur terkait energi bersih.

|Baca juga: Jangan Anggap Sepele, Ini Pentingnya Self Reward Buat Diri Sendiri!

|Baca juga: Anti Boncos, Investor Wajib Pahami Jebakan Psikologis Investasi Saham!

Selain itu, sektor pertanian Jepang turut berkontribusi terhadap pengurangan klaim asuransi tanaman, berkat penggunaan robot bertenaga kecerdasan buatan (AI) yang semakin banyak digunakan dalam panen dan manajemen hasil.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Polis Asuransi Thailand Tumbuh 6,13% di Kuartal II/2024
Next Post BNM Perintahkan Perusahaan Asuransi dan Takaful Tinjau Produk Asuransi Kesehatan

Member Login

or