Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan premi unitlink sampai dengan akhir 2024 masih menjadi salah satu penyumbang terbesar dari total premi asuransi jiwa. Diharapkan lini usaha tersebut bisa terus tumbuh dan berdampak positif terhadap industri asuransi di masa mendatang.
“Walaupun memang (produk unitlink) bukan lagi sebagai yang terbesar,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (KE PPDP) OJK Ogi Prastomiyono, dikutip dari jawaban tertulisnya, Jumat, 7 Februari 2025.
|Baca juga: Penyaluran Kredit Bank Mandiri (BMRI) Tembus Rp1.670,55 Triliun di 2024, Melonjak 19,5%!
|Baca juga: Naik 1,31%, Bank Mandiri (BMRI) Bukukan Laba Bersih Rp55,8 Triliun di 2024
Jika melihat performa unitlink, lanjut Ogi, pendapatan premi dari produk unitlink menunjukkan tren peningkatan sepanjang 2024. Adapun untuk 2025, tambahnya, OJK melihat produk unitlink masih akan menjadi salah satu produk unggulan asuransi jiwa.
“Meskipun sebenarnya porsi unitlink sendiri telah berada pada ekuilibrium yang baru di sekitar 25 persen hingga 28 persen dari total premi asuransi jiwa,” kata Ogi.
Terkait dengan produk endowment, masih kata Ogi, yang merupakan produk asuransi murni telah mengalami peningkatan sejak adanya rekonstruksi pada unitlink, dan saat ini berada pada porsi sebesar 31 persen dari total premi asuransi jiwa.
|Baca juga: Rebecca Tan Menjadi CEO Generali Indonesia
|Baca juga: Auralusia Rimadiana Resmi Jadi Direktur Zurich Asuransi Indonesia, Berikut Profilnya!
“Kedua produk ini, baik unitlink maupun endowment, dinilai akan menjadi tulang punggung sumber premi bagi industri asuransi jiwa di masa yang akan datang,” tegas Ogi.
Mengutip data OJK, per September 2024, lini usaha asuransi jiwa yang menyumbangkan pendapatan premi terbesar adalah endowment dan/atau kombinasinya dengan pendapatan premi sebesar Rp41,66 triliun, sekitar 30,72 persen dari total premi.
|Baca juga: Bank Mandiri (BMRI) Raup DPK Rp1.699 Triliun di 2024, CASA Jadi Penopang!
|Baca juga: BNI (BBNI) Bidik Pembiayaan Berkelanjutan Tembus Rp199,67 Triliun di 2025
Kemudian baru diikuti oleh Produk Asuransi Yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI) dengan pendapatan premi sebesar Rp37,21 triliun atau sekitar 27,43 persen dari total premi. Sementara secara pertumbuhan tahunan, lini usaha dengan peningkatan premi terbesar adalah asuransi kesehatan dengan kenaikan sebesar Rp5,33 triliun atau tumbuh 33,79 persen (yoy).
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News