Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin pagi, 26 Mei 2025. Berdasarkan data pasar spot, rupiah tercatat naik 43 poin atau 0,27 persen menjadi Rp16.175 per dolar AS, dari posisi sebelumnya di Rp16.218 per dolar AS.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menyebutkan BI akan mengerahkan seluruh instrumen yang dimiliki untuk menjaga stabilitas rupiah. Menurut dia, langkah-langkah yang dilakukan mencakup intervensi di pasar spot, pasar DNDF, dan pasar offshore, serta pembelian Surat Berharga Negara (SBN) jika diperlukan.
|Baca juga: MNC Bank Gandeng BPR Bank Kota Bogor Perluas Layanan Digital
|Baca juga: Bank Raya (AGRO) Berencana Buyback Saham Rp20 Miliar, Begini Penjelasannya!
“BI akan all out untuk membuat rupiah itu lebih stabil, dan tentunya BI sudah akan mengoptimalkan instrumen yang ada, melakukan intervensi di pasar offshore, ya, melakukan intervensi di pasar spot, pasar DNDF, dan juga apabila diperlukan BI akan melakukan transaksi, terutama pembelian di pasar SBN di dalam negeri,” ujar Denny, di Jakarta, Senin, 26 Mei 2025.
Ia menjelaskan strategi smart intervention yang dilakukan BI di pasar NDF telah menunjukkan hasil positif. Selama Mei 2025, rupiah tercatat menguat sebesar 2,6 persen. Penguatan ini menempatkan rupiah di bawah baht Thailand yang menguat 2,95 persen dan ringgit Malaysia yang menguat 2,64 persen.
Ramdan menambahkan penguatan juga terjadi pada dolar Singapura sebesar 1,9 persen dan peso Filipina sebesar 1,03 persen, sementara rupee India dan dolar Hong Kong mengalami pelemahan. Ia menegaskan BI akan terus hadir di pasar untuk menjaga keseimbangan permintaan dan penawaran valuta asing, sekaligus memastikan volatilitas rupiah tetap terkendali.
|Baca juga: J Trust Bank (BCIC) Terapkan 3 Jurus Ini untuk Terus Tumbuh di 2025
|Baca juga: Addin Jauharudin Mundur dari Komisaris Independen Waskita Karya Akibat Rangkap Jabatan
Di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi, ia menegaskan, BI berkomitmen untuk menjaga perekonomian domestik tetap kuat, inflasi tetap rendah dan terjaga, serta nilai tukar tetap stabil. Semua upaya ini, lanjutnya, dilakukan demi memperkuat daya tahan Indonesia terhadap tekanan global.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News