Media Asuransi, GLOBAL – Lembaga pemeringkat global AM Best menilai PT Asuransi Tokio Marine Indonesia (TMI) akan tetap memiliki posisi keuangan yang kuat dalam jangka menengah. Hal ini didukung oleh permodalan yang solid dan kinerja operasional yang stabil.
Melansir Insurance Asia, Rabu, 11 Juni 2025, pada akhir 2024, tingkat kecukupan modal TMI yang diukur melalui Best’s Capital Adequacy Ratio tercatat berada di level tertinggi. AM Best memperkirakan posisi ini akan tetap stabil meskipun ada eksposur terhadap reasuradur domestik dengan peringkat lebih rendah.
|Baca juga: Minim Klaim, Cakrawala Siap Agresif Cari Cuan di Pasar Asuransi Properti
|Baca juga: Robert Kiyosaki Sebut Krisis Finansial Besar Segera Terjadi, Sudah Siap Menghadapinya?
Sebelumnya, permodalan TMI sempat menurun pada 2023 akibat besarnya klaim asuransi. Namun, kondisi itu berhasil dipulihkan di 2024 berkat penyelesaian klaim melalui reasuransi secara tepat waktu.
Dari sisi keuangan, ekuitas pemegang saham TMI tumbuh rata-rata 9,4 persen per tahun selama periode 2020 hingga 2024. Pertumbuhan ini ditopang oleh hasil usaha yang konsisten dan strategi investasi yang cenderung konservatif.
Dalam lima tahun terakhir, perusahaan mencatat rasio kombinasi rata-rata sebesar 84 persen dan imbal hasil ekuitas sebesar 18 persen. Kinerja underwriting juga membaik di 2024 dengan rasio kombinasi turun menjadi 82 persen, didorong oleh penurunan klaim di segmen asuransi pengangkutan laut, kendaraan bermotor, dan kebakaran.
Pendapatan investasi dari bunga juga turut memperkuat kinerja keseluruhan perusahaan. Saat ini, TMI menguasai sekitar dua persen pangsa pasar asuransi umum di Indonesia. Meskipun fokus bisnisnya masih didominasi pasar domestik, namun portofolio perusahaan cukup beragam.
|Baca juga: Resmi Diakuisisi, Prabowo Bakal Beri Nama Baru untuk BTN Syariah, Kapan?
|Baca juga: OCBC (NISP) Luncurkan Film Pendek Dorong Anak Muda Punya Rumah Impian
Perusahaan juga mendapat keuntungan dari afiliasinya dengan Tokio Marine melalui akses terhadap risiko-risiko terkait kepentingan Jepang di luar negeri (Japanese Interest Abroad atau JIA). Pertumbuhan di segmen non-JIA, khususnya di lini asuransi pengangkutan laut dinilai turut mendorong ekspansi portofolio perusahaan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News