1
1

Bos Manulife Soroti Rendahnya Kepercayaan Publik sebagai Masalah Utama di Industri Asuransi Jiwa

Presiden Direktur PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) Lauren Sulistiawati. | Foto: Manulife Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA — Direktur Utama PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia Lauren Sulistiawati menilai rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan asuransi menjadi hambatan utama pertumbuhan industri asuransi jiwa di Indonesia.

Melansir Insurance Asia, Selasa, 15 Juli 2025, ia menekankan persoalan ini lebih penting untuk diselesaikan dibandingkan dengan hanya berfokus pada inovasi produk. Dia menilai masih banyak masyarakat yang ragu terhadap keberlanjutan perusahaan asuransi dalam jangka panjang, terutama saat tiba waktunya untuk melakukan klaim.

|Baca juga: Pembiayaan Korporasi Bank Mega Syariah Tumbuh 30% hingga Juni 2025

|Baca juga: Berikut Poin Penting yang Dinilai Wajib Muncul di POJK Ekosistem Asuransi Kesehatan

Ketakutan ini dinilai wajar mengingat asuransi jiwa merupakan komitmen jangka panjang yang membutuhkan jaminan keandalan dari pihak penyedia. Lauren menegaskan para pelaku industri perlu berhenti saling bersaing di pasar yang sama. Sebaliknya, mereka harus bekerja sama untuk memperluas pasar dengan membangun kepercayaan dan literasi terkait asuransi.

Berdasarkan data Dewan Asuransi Indonesia, tingkat penetrasi asuransi Indonesia hanya 1,39 persen dari PDB pada 2022, menjadikannya salah satu yang terendah di Asia. Lauren memperkirakan angka tersebut tidak akan mengalami perubahan signifikan pada 2024, dan justru melihat rendahnya angka itu sebagai peluang besar untuk tumbuh.

Untuk mengatasi persoalan kepercayaan, ia mendorong industri dan asosiasi terkait agar lebih aktif mengedukasi masyarakat soal tata kelola dan kekuatan keuangan perusahaan asuransi. Ia juga melihat skema penjaminan dari pemerintah bisa menjadi solusi jangka panjang, meskipun kemungkinan masih butuh waktu untuk terealisasi.

|Baca juga: Profil Ari Yanuanto Asah, Plt Dirut Allo Bank (BBHI) yang Gantikan Indra Utoyo

|Baca juga: IPO Chandra Daya Investasi (CDIA) Alami Oversubscription hingga 563,64 Kali

Di sisi lain, Lauren menyoroti rendahnya pemahaman masyarakat terhadap perbedaan antar perusahaan asuransi. Menurutnya, jika masalah ini tidak segera ditangani, maka industri akan terus kesulitan berkembang, terlepas dari seberapa baiknya produk yang ditawarkan.

Dengan latar belakang panjang di industri perbankan, Lauren kini membawa pendekatan berfokus pada kebutuhan pelanggan di Manulife. Meski menaruh perhatian besar pada literasi dan inklusi keuangan, namun ia juga menekankan pentingnya menjaga kinerja perusahaan agar tetap memberikan nilai bagi pemegang saham.

Tercatat, laba bersih Manulife Indonesia tahun lalu melonjak hingga mencapai Rp1,84 triliun.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Ada Aturan Co-Payment, Pengamat: Masuk Akal Jika OJK Ubah Jadi POJK
Next Post Industri Asuransi Syariah Siap-siap Merger Jelang Aturan Batas Modal Baru di 2026

Member Login

or