1
1

Asuransi Parametrik Curah Hujan – Banjir

Mendung gelap di wilayah Jabodetabek. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Statistik bencana Indonesia secara konsisten menunjukkan bencana hidrometerologi seperti banjir, cuaca ekstrim, longsor dan kekeringan memiliki frekuensi kejadian yang tinggi. Pada tahun 2024, terjadi 3.449 kejadian bencana hidrometeorologi atau setara dengan 99,3% dari total kejadian bencana di Indonesia ( BNPB ). Meskipun kita mengenalnya sebagai karakteristik risiko yang high frequency – low severity, namun agregat kerugian yang ditimbulkan juga memiliki nilai yang besar. Kerugian banjir Jabodetabek 2025, misalnya, menyebabkan kerugian Rp. 1,7 triliun ( Kompas ).

Asuransi Parametrik sebagai Jalan Keluar

Banjir adalah luapan air dari tempat biasanya ditampung. Penampung ini bisa berupa sungai, danau atau bahkan laut. Ada terlalu banyak faktor yang mempengaruhi meluapnya air. Ditambah dengan perubahan iklim, variasi lokal yang besar membuat proses kuantisasi risiko menjadi sulit. Pada akhirnya penentuan tarif premi banjir pun menjadi pekerjaan yang kompleks. Hal ini semakin akut pada daerah – daerah yang menjadi langganan terkena banjir.

|Baca juga: Gempa Megathrust Hantui Indonesia, Bos Maipark Bilang Begini Dampaknya ke Industri Asuransi

Pada sisi lain, asuransi parametrik sudah lama dinilai menjadi salah satu solusi inovatif terutama pada ekosistem dengan penetrasi asuransi yang rendah. Sifat parametrik yang berfokus pada fenomena alam dominan seperti curah hujan misalnya dan pembayaran klaim yang cepat klaim menjadikan produk ini menawarkan jalan tengah kondisi di atas.

Asuransi parametrik hanya bisa dijalankan pada ukuran parameter yang jelas dan objektif, seperti magnitude atau intensitas gempabumi, ataupun nilai curah hujan untuk risiko banjir. Industri asuransi umum Indonesia sudah lama mengenal asuransi parametrik gempabumi melalui Asuransi Gempabumi Berbasis Indeks (AGBBI) yang dihasilkan MAIPARK tahun 2016.

Lalu Bagaimana dengan Asuransi Parametrik Curah Hujan – Banjir ?

Elemen utama dari asuransi parametrik adalah tersedianya pihak ketiga yang independent sebagai penghasil nilai parameter yang dijadikan acuan. Pihak ini harus reliable menyediakan data yang bisa diakses oleh seluruh orang sepanjang tahun dan tidak harus selalu bersumber dari Lembaga tertentu pada suatu negara. Asuransi parametrik curah hujan – banjir dapat menggunakan citra satelit Global Satellite Mapping of Precipitation (GSMaP) yang dikeluarkan oleh Japan Aerospace Exploration Agency  JAXA).

|Baca juga: Pemerintah Tengah Siapkan Asuransi Parametrik Bencana

GSMaP menyediakan parameter curah hujan dalam berbagai interval waktu, mulai dari data setiap jam, akumulasi harian, 3, 5, 7, 10 hari dan satu bulan dalam ukuran grid spasial 10 x 10 km. Inilah yang dapat dijadikan sebagai landasan operasional asuransi parameterik curah hujan – hujan.

Halaman website GSMaP JAXA di https://sharaku.eorc.jaxa.jp/GSMaP/. Tiap piksel mewakili nilai curah hujan yang dijadikan parameter perhitungan payout asuransi parametrik curah hujan – banjir.

 

MAIPARK CAT Model sebagai Alat Membangun Payout dan Process Function 

Premi Asuransi Parametrik merupakan hasil perkalian Payout Function dan Process Function. Payout Function menentukan besar nya penggantian sedangkan Process Function menentukan besarnya kerusakan / kerugian. Tidak ada metode lain untuk menentukan kedua fungsi di atas kecuali dengan menggunakan Model Bencana Banjir.

Asuransi parametrik curah hujan – banjir Indonesia didasarkan pada parameter curah hujan 5 harian mengingat periode curah hujan ekstrim Indonesia umumnya disebabkan oleh sistem cuaca dengan durasi 3 – 14 hari. Sebagai contoh, banjir Jabodetabek 2025 disebabkan oleh sistem cuaca yang berlangsung 5 hari, banjir Jakarta 2020 akibat sistem 3 – 5 hari, dan banjir Makassar 2023 disebabkan oleh sistem cuaca selama 3 hari.

|Baca juga: Pasar Asuransi Parametrik Diprediksi Tumbuh 11,5% hingga 2032

Pemilihan parameter hujan 5 harian ini juga ditujukan sebagai upaya untuk mengurangi basis risk yang merupakan komponen tak terpisahkan dari asuransi parametrik. Basis Risk adalah perbedaan antara kerugian aktual yang dialami dan jumlah pembayaran yang diterima. Asuransi parametrik memungkinkan terjadinya pembayaran meskipun tidak ada kerusakan, ataupun sebaliknya, terjadi kerusakan besar tetapi tidak ada pembayaran karena parameter tidak terpenuhi. Curah hujan 5 harian dinilai sudah mengakomodir faktor kejenuhan tanah ( saturasi ) yang menjadi salah satu penyebab utama banjir.

Uji asumsi – asumsi di atas untuk proyeksi kejadian di masa depan hanya dapat dilakukan oleh sebuah model banjir sebagai manifestasi fisis kejadian banjir. Uji yang baik atas skema produk asuransi parametrik curah hujan – banjir dengan model banjir juga dapat mengurangi basis risk.

Kemampuan Kendali Akumulasi dan Estimasi Klaim melalui SENA 

MAIPARK telah memiliki kelengkapan infrastruktur untuk penyusunan produk asuransi parametrik curah hujan – banjir ini. Mulai dari model banjir yang mendasari pembuatan produk sampai dengan platform SENA yang dapat membantu seluruh perusahaan asuransi dalam mengelola eksposur dan klaim asuransi parametrik. SENA memiliki model khusus untuk produk – produk parametrik.

Modul parametrik pada platform SENA ( sena.maipark.com )

Pembayaran klaim asuransi parametrik yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan indemnity mengharuskan perusahaan untuk memiliki sistem estimasi kerugian cepat yang dapat diandalkan.  MAIPARK mengembangkan SENA secara spesifik sebagai platform yang terhubung langsung dengan MAIPARK CAT Model (MCM).

SENA juga bekerja untuk memastikan trasparansi yang tinggi dengan granularitas yang yang sangat baik. Hal ini sangat penting agar setiap perusahaan dapat sepenuhnya memahami risiko yang dijamin dan dengan segera dapat menetapkan kebijakan akseptasi yang sesuai dengan risk appetite masing – masing Perusahaan.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Perusahaan Asuransi di Asia-Pasifik Perluas Kapasitas Proyek Ramah Lingkungan
Next Post Pekerja Migran Diarahkan Jadi Duta Pariwisata Indonesia

Member Login

or