Media Asuransi, GLOBAL – Laporan Swiss Re tentang mortalitas berlebih menyebutkan setelah empat tahun pandemi covid-19 dimulai pada Maret 2020 namun ‘kematian yang meningkat’ masih dilaporkan. Pandemi ini telah menjadi tantangan bagi industri asuransi jiwa dan kesehatan.
Mortalitas berlebih di populasi umum merupakan indikator penting bagi perusahaan asuransi. Perubahan dalam penyebab utama kematian dapat memerlukan peninjauan kembali portofolio risiko.
“Empat tahun berlalu, banyak negara di seluruh dunia masih melaporkan kematian yang meningkat di populasi mereka,” kata laporan tersebut, dikutip dari Insurance News, Selasa, 24 September 2024.
|Baca juga: Rasio Modal Asuransi Asei Terjun Bebas, Ada Apa?
|Baca juga: Anak Usaha Green Power Group (LABA) Segera Produksi Baterai Pack
Jika dampak penyakit ini tidak dikendalikan, tingkat mortalitas berlebih di AS diperkirakan akan tetap tiga persen lebih tinggi dari tingkat sebelum pandemi hingga 2033, dan 2,5 persen di Inggris. Penyakit pernapasan, termasuk covid-19 dan flu, menjadi penyebab utama mortalitas berlebih saat ini dan di masa mendatang.
Di AS, rata-rata 1.500 kematian akibat covid-19 dilaporkan setiap minggu tahun lalu, setara dengan kematian akibat fentanyl atau senjata api. “Covid-19 jauh dari selesai,” ujar Paul Murray, CEO Swiss Re untuk reasuransi jiwa dan kesehatan.
Ia menambahkan jika situasi ini terus berlanjut maka analisis menunjukkan potensi mortalitas berlebih yang meningkat hingga satu dekade ke depan. Namun, mortalitas berlebih dapat kembali ke tingkat sebelum pandemi covid-19 lebih cepat jika tindakan yang tepat diambil.
|Baca juga: GOTO Gandeng Tencent untuk Tingkatkan Layanan Ekosistem Digital
|Baca juga: Bikin Bangga! 4 Bank Pelat Merah Ini Masuk Daftar Perusahaan Paling Terpercaya di Dunia
Langkah pertama adalah mengendalikan covid-19, dengan vaksinasi untuk kelompok rentan. Di jangka panjang, kemajuan medis, kembalinya layanan kesehatan reguler, dan adopsi gaya hidup sehat akan menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News