Media Asuransi, JAKARTA – Allianz Indonesia senantiasa berkomitmen untuk menggencarkan literasi keuangan dan meningkatkan kesadaran asuransi, serta mendampingi masyarakat dalam menghadapi tantangan ekonomi di masa mendatang. Sepanjang 2023 hingga saat ini, sebanyak lebih dari 1.100 kegiatan literasi keuangan sudah dilakukan oleh Allianz Indonesia dan telah menjangkau lebih dari 1,3 juta masyarakat Indonesia.
Country Manager & Direktur Utama Allianz Life Indonesia, Alexander Grenz, mengatakan, bahwa kekuatan ekonomi tidak hanya diukur dari angka, namun juga dari kemampuan setiap orang untuk terus beradaptasi dan bangkit kembali dari tantangan. Di tengah perkembangan ekonomi yang sangat dinamis dan penuh tantangan, perencanaan keuangan dan manajemen risiko menjadi kunci utama dalam menghadapi perubahan situasi ekonomi tersebut.
|Baca juga: Ingin Beli Asuransi Jiwa, Kenali Dulu Jenis-jenis dan Manfaatnya Ala Allianz Indonesia
Mencermati gambaran Indonesia, yakni pertumbuhan asuransi masih dihadapkan dengan tantangan penetrasi asuransi masih berada di tingkat 2,7 persen berdasarkan OJK & ASEAN Insurance Surveillance Report,
”Untuk itu, kesadaran akan pentingnya perlindungan asuransi menjadi langka penting dalam menuju keamanan finansial atas risiko dan ketidakpastian,” ungkap Alexander dalam keterangan resmi, Selasa, 8 Oktober 2024.
Dalam Allianz Global Wealth Report 2024 yang baru saja dirilis disebutkan bahwa Indonesia masih menjadi negara berpenghasilan terendah di Asia. Lebih lanjut, pertumbuhan di tahun 2023 dengan aset kotor finansial meningkat sebesar 4,4 persen, jauh di bawah rata-rata regional, ini merupakan pertumbuhan terlemah sejak krisis finansial global.
|Baca juga: Garda Terdepan Layanan Kesehatan, Allianz Indonesia Beri Literasi Keuangan untuk Para Bidan
Dari sisi deposito bank masih mendominasi portofolio rumah tangga Indonesia (bagiannya sekitar 62 persen) dan pertumbuhan hanya sekitar 3,9 persen. Sementara, kelas aset lainnya seperti sekuritas dan asuransi/pensiun menunjukkan pertumbuhan yang relatif lesu dengan masing-masing delapan persen dan 0,5 persen, jauh di bawah rata-rata jangka panjang yang sebesar 15,6 persen dan 8,8 persen.
Disebutkan bahwa secara riil, gambarannya bahkan lebih tidak cerah. Jika disesuaikan dengan inflasi, peningkatan di tahun 2023 menurun menjadi 0,7 persen. Namun, aset finansial riil jauh melampaui tingkat sebelum pandemi sebesar 23,2 persen.
Pertumbuhan liabilitas tetap berlanjut dengan laju sembilan persen. Akibatnya, rasio utang naik namun dengan tingkat 16 persen, ini masih merupakan tingkat yang sangat rendah di tahun 2023.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News