Media Asuransi, GLOBAL – Sektor asuransi China diperkirakan mencapai nilai US$1,41 triliun pada 2032. Kondisi itu dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 8,6 persen mulai 2024.
Pada 2023, sektor ini bernilai sekitar US$688,8 miliar, dan diperkirakan terus berkembang seiring dengan peningkatan literasi keuangan, populasi yang menua, serta meningkatnya pendapatan yang dapat dibelanjakan.
|Baca juga: Lima Direksi Tugu Insurance Kompak Borong Saham TUGU
|Baca juga: Dikabarkan Jadi Dirut Marein (MREI), Robby Loho Mundur sebagai Preskom
Dilansir dari laman Insurance Asia, Selasa, 3 Desember 2024, permintaan untuk polis asuransi kesehatan dan jiwa semakin meningkat, terutama di kalangan generasi muda yang lebih sadar akan biaya perawatan kesehatan.
Selain itu, dengan jumlah penduduk China yang berusia 65 tahun ke atas mencapai 203,4 juta orang pada 2023, atau sekitar 14,3 persen dari total populasi, sektor asuransi dipandang semakin relevan.
Pemulihan ekonomi China pada 2023, yang mencatatkan pertumbuhan PDB sekitar lima persen, turut mendorong daya beli konsumen dan adopsi produk asuransi. Peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan dan kesadaran keuangan yang semakin baik juga menjadi faktor pendorong pertumbuhan pasar.
|Baca juga: LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Kota Juang Perseroda
|Baca juga: Biaya Kesehatan Naik, Asuransi Tetap Penuhi Klaim Nasabah
Seiring dengan itu, badan regulasi seperti Komisi Pengawas Perbankan dan Asuransi China (CBIRC) terus mengeluarkan pedoman untuk mengatasi isu privasi data. Pada 2023, Administrasi Keamanan Siber China merilis ‘Langkah-langkah Sementara untuk Pengelolaan Layanan AI Generatif’ untuk memperkuat perlindungan data dalam sektor ini.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
