1
1

Atasi Krisis Demografis, China Luncurkan Serangkaian Kebijakan Dukung Angka Kelahiran

Ilustrasi. | Foto: Pixabay

Media Asuransi, GLOBAL – China baru-baru ini meluncurkan serangkaian kebijakan dukungan kelahiran untuk menghadapi tantangan demografis yang diakibatkan oleh populasi penduduk yang semakin menua.

Langkah-langkah ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi keluarga dalam membesarkan anak-anak. Kebijakan ini diharapkan mampu membantu mengatasi penurunan angka kelahiran dan memperbaiki struktur demografis yang mengkhawatirkan.

|Baca juga: DP Nol Persen untuk Kredit Kendaraan dan Rumah Berlaku Sampai Desember 2025

|Baca juga: Muhamad Akbar Ditunjuk Jadi Plt Dirut Krakatau Steel (KRAS)

Dalam sebuah arahan dari Dewan Negara, terdapat 13 langkah strategis yang difokuskan untuk meningkatkan layanan dukungan kelahiran. Kebijakan ini mencakup pengembangan sistem pengasuhan anak, peningkatan dukungan di sektor pendidikan, perumahan, dan ketenagakerjaan, serta menciptakan suasana sosial yang lebih ramah keluarga.

“Kami ingin menciptakan lingkungan yang kondusif agar setiap keluarga merasa nyaman dalam membesarkan anak-anaknya,” ungkap dokumen resmi Dewan Negara yang dikutip dari Asia Insurance Review, Kamis, 31 Oktober 2024.

Pekerja di sektor informal dan migran dari pedesaan, yang sebelumnya sudah terdaftar dalam asuransi kesehatan dasar, juga akan dimasukkan dalam skema asuransi bersalin negara. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa para orang tua, khususnya ibu, dapat menikmati hak cuti melahirkan yang memadai dan dukungan finansial saat masa persalinan.

|Baca juga: Prudential Indonesia Catat Laba Tumbuh 15,5% di Kuartal III/2024

|Baca juga: Asuransi Jasindo Berikan Dukungan Pendidikan untuk Putra-putri Anggota TNI dan Polri di Jambi

“Dengan adanya kebijakan ini, para ibu dan ayah baru diharapkan lebih tenang dalam menjalani cuti melahirkan dan merawat anak,” tukasnya.

Pemerintah China juga merencanakan untuk memberikan subsidi persalinan dan peningkatan pengurangan pajak pendapatan pribadi terkait kelahiran. Selain itu, layanan penghilang rasa sakit persalinan dan teknologi reproduksi berbantu akan dimasukkan dalam daftar layanan yang mendapat subsidi asuransi kesehatan.

Langkah ini bertujuan agar proses persalinan lebih mudah diakses oleh masyarakat luas. Upaya lain yang dilakukan adalah meningkatkan pendidikan kesehatan bagi remaja untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan serta memperbaiki layanan perawatan kehamilan dini dan aborsi.

Selain tantangan dalam meningkatkan angka kelahiran, China juga dihadapkan pada populasi yang menua dengan cepat. Pada 2022, populasi China mengalami penurunan, dan jumlah penduduk berusia 65 tahun ke atas telah mencapai lebih dari 14 persen dari total populasi.

|Baca juga: AIA Bidik Cuan Besar di Pasar Kelas Menengah China, Begini Caranya!

|Baca juga: OJK Tegaskan Pentingnya Pasal 251 KUHD untuk Menjaga Keberlanjutan Industri Asuransi

Menurut data resmi, sekitar 300 juta warga China berusia 60 tahun ke atas, dan angka ini diproyeksikan melampaui 400 juta pada 2033. Sejak dekade terakhir, China perlahan-lahan melonggarkan kebijakan keluarga berencana. Pada 2013, China mulai memperbolehkan pasangan memiliki dua anak jika salah satu orang tua merupakan anak tunggal.

Pada 2016, aturan tersebut dilonggarkan lagi dengan mengizinkan semua pasangan menikah untuk memiliki dua anak, dan pada 2021, pemerintah memberikan dukungan bagi pasangan yang ingin memiliki anak ketiga.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Jababeka (KIJA) Catatkan Pertumbuhan Pendapatan hingga 47%
Next Post DPK Danamon Naik 14% di Kuartal III/2024

Member Login

or