1
1

Biaya Berobat Terus Naik, Karyawan Asia Tidak Yakin Mampu Bayar Kesehatan

Ilustrasi. | Foto: Prudential Syariah

Media Asuransi, GLOBAL – Karyawan di Asia makin khawatir soal biaya berobat. Laporan terbaru dari Mercer Marsh Benefits mencatat satu dari lima karyawan tidak yakin bisa membayar kebutuhan kesehatan mereka dan keluarganya di 2025 dengan jumlahnya meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.

Dilansir dari Insurance Asia, Senin, 2 Juni 2025, disebutkan kenaikan biaya kesehatan di Asia mencapai rata-rata 13 persen. Sementara kenaikan gaji karyawan masih stagnan, terutama di negara seperti India, Indonesia, dan Filipina.

|Baca juga: Manulife Syariah Indonesia Luncurkan FLEXI, Perlindungan Fleksibel untuk Semua Tahapan Kehidupan

|Baca juga: Tok! Abdul Rohman Resmi Terpilih Sebagai Ketua Umum APARI 2025–2029

Ketimpangan ini bikin beban keuangan makin berat, apalagi bagi karyawan dengan penghasilan di bawah rata-rata. Tercatat satu dari tiga pekerja di kelompok ini merasa makin sulit menjangkau layanan kesehatan.

Fasilitas asuransi dari tempat kerja ternyata belum banyak membantu. Sebanyak 40 persen karyawan menilai perlindungan untuk obat resep dan kunjungan dokter sangat penting, tapi masih sedikit perusahaan yang menyediakannya. Perlindungan untuk penyakit kritis dan kecelakaan juga belum merata, terutama di kalangan pekerja berpenghasilan rendah.

Masalah keuangan juga bikin banyak karyawan menunda pengobatan. Hal ini paling banyak terjadi pada generasi muda. Akibatnya, risiko kesehatan jangka panjang meningkat, dan produktivitas kerja bisa terganggu.

Perlindungan untuk kesehatan mental juga masih terbatas. Meski 38 persen karyawan pria menganggap penting layanan skrining mental, hanya 25 persen yang mendapatkannya dari perusahaan.

|Baca juga: Kembali Gelar Wisuda, APARI Dorong Peran Pialang Sebagai Trusted Risk Advisor

|Baca juga: Tok! Abdul Rohman Resmi Terpilih Sebagai Ketua Umum APARI 2025–2029

Melihat kondisi ini, perusahaan asuransi punya peluang besar untuk menghadirkan produk yang lebih terjangkau dan sesuai kebutuhan. Beberapa solusi yang ditawarkan antara lain perlindungan rawat jalan, kesehatan mental, skrining rutin, dan perlindungan risiko kesehatan akibat perubahan iklim.

Survei ini melibatkan 5.121 karyawan di berbagai negara Asia dan dilakukan pada akhir 2024. Temuan ini menunjukkan perlunya peran lebih besar dari perusahaan dan asuransi untuk memastikan kesejahteraan pekerja tetap terjaga di tengah tekanan ekonomi yang terus meningkat.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Penetrasi Masih Rendah, Tarif AS Jadi Alarm Bangkitnya Asuransi Indonesia?
Next Post Zurich Syariah Bidik Generasi Muda di Ajang Java Jazz 2025

Member Login

or