Media Asuransi, GLOBAL – Bloomberg Intelligence (BI) memperkirakan kendaraan reasuransi alternatif kemungkinan mempertahankan posisinya sebagai sumber utama kapasitas baru pada 2024. Hal itu berpotensi berdampak pada dinamika harga di pasar reasuransi, menurut laporan terbaru.
Pada 2023, BI mencatat peningkatan yang tidak signifikan dalam kapasitas reasuransi neraca, tidak termasuk peningkatan modal Everest, sementara penerbitan obligasi bencana melonjak ke rekor US$16,4 miliar.
Merujuk laman Reinsurance News, Jumat, 23 Februari 2024, Analis Asuransi Senior BI Matthew Palazola menyoroti pertumbuhan modal reasuransi alternatif yang berkelanjutan, yang telah meningkat menjadi sekitar 16 persen dari pasar dari 10 persen pada 2014.
|Baca juga: Profil Rosa Djunaidi, Bos Baru Asuransi Dayin Mitra yang Ahli Asuransi Kerugian
Ia menekankan beragam bentuk alternatif ini, termasuk cat bonds, sekuritas yang terkait dengan asuransi (ILS), dan sespan. Meskipun terjadi kenaikan harga yang signifikan pada 2023-2024, kapasitas reasuransi neraca tradisional mengalami ekspansi yang minimal, berbeda dengan siklus pasar yang kuat sebelumnya di mana perusahaan-perusahaan baru didirikan.
Obligasi bencana mengalami arus masuk yang substansial, mencapai lebih dari US$16 miliar dalam penerbitan pada 2023. Palazola menggarisbawahi daya tarik obligasi bencana karena imbal hasil yang lebih tinggi, terutama di tengah kenaikan suku bunga pasar uang, dan permintaan yang meningkat setelah peristiwa seperti Badai Ian.
Adapun minat investor terhadap sekuritas yang terkait dengan asuransi mungkin tetap berhati-hati karena potensi jebakan modal, tetapi Palazola menunjukkan bahwa ekspektasi imbal hasil dari cat obligasi saat ini mencapai titik tertinggi sejak 2012.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News