Media Asuransi, JAKARTA – Direktur Teknik Operasi Indonesia Re Delil Khairat merespons dampak adanya bencana alam gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Jepang pada Senin, 1 Januari 2024 terhadap industri reasuransi di Indonesia.
Dia mengatakan tidak ada dampak yang signifikan dari bencana tersebut kepada industri reasuransi di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar portofolio perusahaan reasuransi di Indonesia berasal dari domestik dan hanya sedikit yang memiliki portofolio dari luar negeri.
“Dampaknya (bencana alam di Jepang) terhadap industri reasuransi di Indonesia secara langsung hampir tidak ada,” jelas Delil, kepada Media Asuransi, dikutip Rabu, 3 Januari 2024.
|Link: POJK 23, IFG Progress: Berdampak Baik bagi Industri Asuransi
Di sisi lain, hal ini dipengaruhi perusahaan asuransi di Indonesia yang juga hanya memanggil bisnis di dalam negeri, terkecuali beberapa korporasi yang besar. “Jadi sekali lagi saya melihat tidak ada dampak yang besar secara langsung dalam hal besarnya klaim yang dibayar dari Indonesia untuk gempa dan tsunami di Jepang,” jelasnya.
Namun demikian, lanjutnya, terdapat dampak yang tidak langsung yang pastinya akan dirasakan oleh industri reasuransi di Indonesia. Hal ini terjadi apabila insurance lost dari peristiwa tersebut terbilang tinggi nilainya.
Maka dari itu, dengan tingkat bencana yang tergolong cukup besar dan berdampak luas pada wilayah di Jepang, menurutnya, hal ini memiliki pengaruh yang besar pula pada industri reasuransi global. Di sisi lain, dampak yang signifikan ini akan memperpanjang hard market.
“Sehingga dampaknya kalau ini signifikan ya bisa saja menjadi ikut memperlama kondisi hard market yang terjadi saat ini, bisa jadi di 2024 ini industri reasuransi global kembali merugi, sehingga mereka membutuhkan pemulihan,” pungkas Delil.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News