1
1

Harapan Hidup Naik, Kesiapan Finansial hingga Jaminan Sosial Dipertanyakan!

Ilustrasi. | Foto: quipper.com

Media Asuransi, GLOBAL – Sebanyak dua pertiga masyarakat masih mengkhawatirkan akses layanan kesehatan, tabungan pensiun, dan jaminan sosial, meski banyak yang merasa kondisi finansial mereka cukup baik.

Mengutip Insurance Asia, Senin, 24 Februari 2025, hal ini terungkap dalam studi terbaru Geneva Association yang menyoroti tantangan dan peluang asuransi dalam menghadapi meningkatnya angka harapan hidup.

|Baca juga: Bos OJK Beberkan Jurus Jitu untuk Tingkatkan Kualitas Emiten yang Mau IPO

|Baca juga: Profil Lengkap Jahja Setiaatmadja, Dirut BCA yang Naik ke Kursi Presiden Komisaris

Studi bertajuk ‘Insurance and the Longevity Economy: Navigating Protection in the Era of 100-Year Lives‘ ini didasarkan pada survei terhadap 15 ribu responden di 12 negara di Asia, Eropa, dan Amerika. Temuannya menunjukkan banyak penduduk di negara maju cenderung meremehkan usia harapan hidup mereka, sementara di negara berkembang justru sebaliknya.

Asuransi masuk dalam tiga institusi utama, bersama keluarga dan pemerintah yang dianggap penting dalam menghadapi umur yang lebih panjang. Namun, perusahaan asuransi masih menghadapi tantangan dalam menarik minat generasi muda, yang kini lebih menginginkan produk yang lebih sederhana dan menarik.

Keinginan untuk tetap mandiri di usia tua juga menciptakan peluang bagi industri asuransi untuk merancang solusi yang meningkatkan kemandirian, termasuk model pembagian risiko yang inovatif. Hal ini menjadi momentum bagi perusahaan asuransi untuk menghadirkan produk yang lebih fleksibel dan adaptif terhadap kebutuhan generasi mendatang.

|Baca juga: Reshuffle Kabinet, Berikut Daftar Lengkap Menteri dan Pejabat Negara Baru yang Dilantik Prabowo

|Baca juga: Profil Brian Yuliarto, Guru Besar ITB yang Jadi Mendiktisaintek Baru Kabinet Prabowo

Laporan ini juga menyerukan perlunya kolaborasi lebih erat antara perusahaan asuransi dan pembuat kebijakan. Meningkatkan literasi keuangan, menyesuaikan regulasi data, serta menyelaraskan upaya sektor publik dan swasta dalam pembiayaan pensiun dan kesehatan menjadi langkah krusial.

Dengan kesenjangan perlindungan pensiun global yang diperkirakan mencapai US$1 triliun per tahun, diperlukan regulasi yang lebih mendukung untuk menarik investasi dalam produk anuitas, tabungan terjamin, serta asuransi kesehatan guna mengelola risiko terkait peningkatan usia harapan hidup.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post KAI Telah Buka Pemesanan KA Tambahan Angkutan Lebaran 2025
Next Post Perkuat Dana Murah, OCBC (NISP) Gencar Pasarkan Kembali Tanda Junior Melalui Kampanye Young NYALA

Member Login

or