Media Asuransi, JAKARTA – Implementasi International Financial Reporting Standards (IFRS-17) sedang diupayakan oleh semua perusahaan asuransi di Indonesia, termasuk di Indonesia Financial Group (IFG). Melalui Indonesia Financial Group International Conference 2023, IFG membahas implementasi IFRS dengan tema “IFRS-17 & Micro-Insurance : Immediate Tasks & Prospects for the Insurance Sector”.
Direktur Teknik IFG, Rianto Ahmadi, mengatakan bahwa pada dasarnya dalam implementasi IFRS-17, pihak terkait harus mengetahui apa itu IFRS-17 dan bagaimana cara mengimplementasinya. “Kita harus berupaya memberikan bantuan bagi yang ingin memahami bagaimana sistem akuntansi yang baru ini berbeda dengan yang saat ini diterapkan. Masih banyak yang belum mengerti,” kata Rianto di Jakarta, Rabu, 20 September 2023.
|Baca juga: IFG: Tantangan Implementasi IFRS 17 di Industri Asuransi
Rianto menyebut IFRS-17 sebagai spesies yang berbeda dengan apa yang tengah diterapkan oleh industri asuransi saat ini. Rianto menjelaskan bahwa spesies ini harus dilihat dari sisi yang berbeda. “Sebenarnya hal yang sama, tetapi cara kita memandang spesies ini berbeda. Kita melihat dari sisi yang lain, ibaratnya seperti itu. Format saat ini kita memiliki premium income dan investment income di bagian revenue. Kemudian di pengeluaran, ada pengeluaran akuisisi, pengeluaran umum, ada klaim, klaim aktual atau berapa banyak yang kita bayarkan kepada pemegang polis,” katanya.
Dia menambahkan, dalam format yang baru akan ada beberapa perubahan. Antara lain investment income akan hilang dan hanya akan fokus pada pengeluaran. “Tetapi dalam format yang baru, kita tidak akan memiliki investment income dan jenis income lagi. Di bagian revenue ada pendapatan yang terkait dengan seberapa banyak yang dialokasikan untuk pengeluaran dan pembayaran klaim, kita hanya punya pengeluaran,” tambahnya.
Bagi Rianto, yang unik adalah dalam penerapan sistem baru nanti kita bisa melihat gap dalam laporan dan sistem baru ini bersifat diagnostik. “Jadi dalam penyediaan layanan dibandingkan langsung dengan pengeluaran aktual, jd kita bisa lihat gap nya berapa antara yang sudah dialokasikan dengan pengeluaran aktual, jadi sistem yang baru ini sifatnya lebih diagnostik. Karena posisi kita akan lebih baik untuk mengetahui masalahnya di mana,” pungkasnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News