Media Asuransi, JAKARTA – Asosiasi Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (APARI) kembali menggelar Wisuda Akbar 2025. Hal itu sebagai bentuk apresiasi atas pencapaian peserta yang telah menyelesaikan pendidikan profesi di bidang perasuransian.
Sekitar 200 peserta resmi diwisuda dan menyandang gelar Ajun Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (AAPAI), Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (APAI), serta Certified Indonesian Insurance and Reinsurance Brokers (CIIB).
Ketua Umum APARI Bambang Suseno dalam sambutannya menyampaikan acara wisuda ini bukan sekadar perayaan akademik, melainkan momentum untuk memulai peran baru sebagai bagian dari penggerak industri perasuransian nasional.
|Baca juga: Perusahaan Asuransi Syariah Diminta Tidak Hanya Buat Produk Eksklusif untuk Komunitas Muslim
|Baca juga: Perkuat Strategi Engagement Berkelanjutan, Jumlah Nasabah BTN Prospera Melonjak 170%
“Selamat kepada para wisudawan dan wisudawati. Anda luar biasa telah berhasil lulus pendidikan di APARI dengan penuh semangat dan dedikasi. Hari ini bukan hanya sekadar penyerahan sertifikat, tetapi juga penyerahan tanggung jawab moral dan profesional,” ujar Bambang, dalam sambutannya di The RitzCalton Jakarta, Rabu, 28 Mei 2025.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya kesiapan para pialang dalam menghadapi berbagai tantangan industri yang kian kompleks. Perubahan iklim dan disrupsi digital disebut sebagai dua isu utama yang perlu direspons secara profesional dan adaptif.
“Risiko bencana alam yang makin tinggi akibat perubahan iklim adalah kenyataan yang harus kita hadapi. Kita sebagai pialang diharapkan bisa menjadi harapan nasabah dalam menyediakan solusi atas risiko-risiko tersebut,” tuturnya.
Bambang juga menyinggung perubahan lanskap bisnis yang dipicu oleh teknologi, seperti meningkatnya kebutuhan proteksi untuk kendaraan listrik, logistik e-commerce, dan keamanan siber. Menurutnya, hal ini menuntut para pialang untuk terus terbuka terhadap inovasi dan perubahan.
“Insan APARI harus bisa beradaptasi dengan semuanya. Misalnya, asuransi kendaraan berbahan bakar fosil mungkin sudah tidak relevan lagi. Kita harus siap merumuskan produk yang sesuai dengan kebutuhan masa kini,” katanya.
Selain itu, Bambang menyoroti pentingnya peningkatan literasi dan inklusi perasuransian di Indonesia yang dinilai masih rendah. Ia menegaskan pialang memiliki peran penting dalam menjembatani masyarakat dengan solusi proteksi yang tepat.
“Kita punya pekerjaan besar untuk membuat perasuransian dipahami oleh masyarakat. Pada akhirnya mereka membeli proteksi melalui pialang yang bisa dipercaya,” ucapnya.
|Baca juga: Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp645 miliar di Kuartal I/2025
|Baca juga: Lagi, 2 Bank Terancam Bangkrut, Masih Bisa Diselamatkan?
Dalam kesempatan itu, Bambang mengingatkan para lulusan untuk menjaga integritas dan terus belajar agar dapat naik kelas dari sekadar pialang menjadi trusted risk advisor. Selain itu, dia mengingatkan kepada wisudawan agar tidak hanya mengikuti arus, tetapi juga menciptakan arus baru.
“Bisnis kita adalah bisnis kepercayaan. Kalau bukan kita sendiri yang menjunjung tinggi integritas, siapa lagi? Selain itu, terus belajar karena risiko dan regulasi terus berubah. Jadilah kreator dan inovator dalam menciptakan solusi-solusi baru bagi industri ini,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News