Media Asuransi, GLOBAL – Hasil survei PwC mengungkapkan sebagian besar perusahaan reasuransi saat ini telah memulai, atau akan memulai, implementasi Standar IFRS 17. Standar IFRS 17 adalah program transformasi dan modernisasi keuangan yang telah membawa sejumlah manfaat dan tantangan yang masih harus diatasi.
Survei PwC yang dilakukan antara Desember 2023 dan Februari 2024 ini melibatkan 17 responden dari organisasi yang memiliki fokus pasar nasional dan multinasional, serta perusahaan asuransi dan reasuransi komposit (jiwa dan non-jiwa).
Menurut survei tersebut, yang dilansir dari Reinsurance News, Selasa, 16 Juli 2024, 80 persen responden setuju salah satu manfaat utama usai implementasi adalah peningkatan interaksi antara departemen keuangan dan aktuaria organisasi.
Selain itu, sebagai hasil dari proses implementasi, lebih dari dua pertiga responden survei telah melihat peningkatan besar dalam pembuatan model yang kompleks, integrasi sistem TI dan manajemen proyek transisi skala besar.
|Baca juga: Tugure Siap Beri Dukungan Pertumbuhan Proyek Pembangunan
Meskipun manfaat substansial telah muncul dari proses implementasi IFRS 17, namun ada juga masalah yang muncul dengan keterbatasan sumber daya menjadi salah satu tantangan utama yang diidentifikasi oleh responden survei.
Survei tersebut mengungkapkan 75 persen mengatakan risiko ketergantungan pada orang kunci terbesar (di mana organisasi terlalu bergantung pada keahlian satu orang) berkaitan dengan keahlian aktuaria dan 69 persen mengatakan mereka yang memiliki pemahaman teknis tentang standar.
Tantangan lainnya termasuk keharusan untuk memperkenalkan solusi manual tambahan untuk memenuhi jadwal implementasi, serta proses manual dan kurangnya otomatisasi.
Para responden mengakui pengetahuan mendalam mengenai standar ini belum tersebar luas di dalam departemen keuangan dan aktuaria serta 38 persen mengatakan serah terima dari tim proyek implementasi kepada staf ‘bisnis seperti biasa’ belum terjadi.
Kompleksitas dalam menyiapkan informasi yang sesuai dengan standar telah menjadi kesulitan bagi perusahaan asuransi menurut laporan tersebut. Selain itu, keterbatasan waktu, terkait dengan perhitungan dan pelaporan hasil, terbukti menjadi batu sandungan lain bagi separuh dari mereka yang disurvei.
|Baca juga: Perbolehkan Pinjol Maksimum Rp10 Miliar, OJK Diminta Prioritaskan Perlindungan Konsumen
Pemimpin Asuransi PwC Inggris Alex Bertolotti mengatakan meskipun IFRS 17 sudah lama dinantikan oleh banyak orang, namun beberapa pelajaran yang baik telah dipelajari selama ini.
Tim keuangan dan aktuaria bekerja sama secara erat dalam banyak kegiatan yang tumpang tindih, sehingga perusahaan asuransi akan menyambut baik kolaborasi yang lebih baik yang dibawa melalui proses implementasi IFRS 17.
“Cara kerja yang baru ini akan sangat membantu ketika perusahaan mengambil nafas sejenak dan mempertimbangkan seperti apa bisnis seperti biasa sekarang dan terus maju dengan program modernisasi dan efisiensi,” pungkas Bertolotti.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News