Media Asuransi, GLOBAL – Para pensiunan di kawasan Asia Pasifik (APAC) menghadapi risiko yang semakin meningkat seiring dengan naiknya inflasi dan suku bunga. Kondisi ini berpotensi menyebabkan biaya utang pemerintah yang lebih tinggi dan tantangan dalam mempertahankan layanan publik saat ini.
Mercer CFA Institute Global Pension Index telah melakukan evaluasi terhadap 48 sistem pendapatan pensiun, yang mewakili 65 persen dari populasi global. Evaluasi ini menggunakan tiga sub-indeks —kecukupan, keberlanjutan, dan integritas— untuk menilai masing-masing sistem.
|Baca juga: Luhut Bergabung ke Pemerintahan Prabowo, Jadi Ketua Dewan Ekonomi Nasional!
|Baca juga: Berikut Profil Lengkap Mayor Teddy yang Dilantik Jadi Sekretaris Kabinet
Indeks keseluruhan didasarkan pada rata-rata tertimbang, di mana kecukupan memiliki bobot 40 persen, keberlanjutan 35 persen, dan integritas 25 persen. Dari 14 ekonomi APAC, semua menunjukkan skor di atas 35, yang menjadi ambang batas, di mana skor yang lebih rendah menunjukkan adanya kekurangan serius.
Sistem yang memperoleh skor antara 35 dan 50, yang dikategorikan sebagai grade D, menunjukkan beberapa aspek positif namun juga kelemahan besar, sering kali mencerminkan tahap awal pengembangan. Singapura menempati peringkat tertinggi di kawasan ini dengan skor 78,7.
“Hal ini menunjukkan sistem pensiun di Singapura memiliki struktur yang baik, dengan banyak fitur positif, tetapi ada beberapa area yang perlu perbaikan yang membedakannya dari sistem dengan grade A,” jelas laporan tersebut yang dikutip dari Insurance Asia, Selasa, 22 Oktober 2024.
Selanjutnya, New Zealand dan Hong Kong mencatatkan skor masing-masing 68,7 dan 63,9. Di sisi lain, India dan Filipina mendapatkan skor terendah dengan masing-masing 44,0 dan 45,8.
|Baca juga: PP Properti (PPRO) Ditetapkan dalam Keadaan PKPU Sementara
|Baca juga: Intip Kecanggihan MV3 Garuda Limousine, Mobil Mewah yang Ditunggangi Prabowo-Gibran
Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memperingatkan ketidakpastian finansial dan meningkatnya biaya hidup dapat menyebabkan pembuat kebijakan menunda reformasi yang diperlukan untuk sistem pensiun, yang berpotensi membahayakan kesejahteraan para pensiunan saat ini dan di masa depan.
Negara-negara seperti Belanda, Islandia, Denmark, dan Israel menempati peringkat tertinggi secara keseluruhan, semua menerima nilai A. Meskipun ada reformasi yang terus berlangsung di Belanda, sistem pensiun negara tersebut tetap kuat, didukung oleh basis aset yang kokoh dan regulasi yang baik.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News