Media Asuransi, GLOBAL – Perusahaan asuransi saat ini semakin bergerak menuju digitalisasi. Hal tersebut adalah upaya peningkatan pengalaman pelanggan dengan mengadopsi layanan daring dan opsi layanan mandiri.
Kepala E-Channel Etiqa Noel Tordesillas mengatakan langkah digital ini memungkinkan pelanggan mengelola polis asuransi mereka dengan lebih mudah, sehingga meningkatkan kualitas layanan secara keseluruhan.
“Saat ini kita melihat peralihan menuju digitalisasi dan layanan daring termasuk peningkatan penggunaan saluran daring bagi pelanggan untuk meneliti, membeli, dan mengelola polis asuransi mereka,” kata Tordesillas, dikutip dari Insurance Asia, Kamis, 12 September 2024.
|Baca juga: Skandal Gratifikasi IPO hingga OJK Turun Gunung
|Baca juga: Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia Jalin Kerja Sama dengan MNC Bank
Menjelang 2025, Tordesillas memperkirakan 90 persen dari semua transaksi asuransi bisa sepenuhnya digital, memperbaiki proses klaim dan pengalaman pelanggan. “Pengalaman klaim akan meningkat karena pelanggan dapat mengajukan dan menyerahkan dokumen mereka secara daring serta menerima pembaruan status secara real-time,” ucapnya.
Selain itu, alat AI dan chatbot semakin banyak digunakan untuk memberikan respons cepat terhadap pertanyaan pelanggan. Namun, Tordesillas menyoroti banyak perusahaan asuransi masih kesulitan memberikan pengalaman pelanggan yang modern, terutama jika dibandingkan dengan layanan daring global seperti Netflix atau Amazon.
“Perusahaan asuransi tidak bisa memberikan tingkat layanan tersebut karena mereka masih terikat dengan sistem manual yang sudah ketinggalan zaman dan biasanya telah mereka gunakan selama puluhan tahun,” kata Tordesillas.
|Baca juga: Profil Jeffry Haryadi Manullang yang Jadi Dirut Baru Asabri
|Baca juga: Ini Respons OJK atas Pembelian Saham BRI MI oleh Amundi
Dia menambahkan persyaratan regulasi yang ketat memperlambat upaya modernisasi, karena perusahaan asuransi harus mematuhi aturan yang kompleks sebelum menerapkan perubahan. Masalah lain yang menjadi perhatian adalah kurangnya mekanisme umpan balik pelanggan, yang menghambat pemahaman penuh perusahaan asuransi mengenai kepuasan pelanggan.
“Ketika mereka tidak memiliki akses ke suara pelanggan, mereka kehilangan jalur komunikasi daring terbuka di mana pelanggan bisa dengan mudah menghubungi untuk mendapatkan bantuan,” pungkas Tordesillas.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News