Media Asuransi, GLOBAL – UniMed, perusahaan asuransi kesehatan berbasis di Selandia Baru, mempertahankan neraca yang sangat kuat pada tahun fiskal yang berakhir 30 Juni 2023. Hal ini didukung oleh kapitalisasi risiko yang solid menurut pengukuran Capital Adequacy Ratio (BCAR) oleh AM Best.
Kapitalisasi UniMed berada di level terkuat, berkat leverage underwriting yang rendah dan risiko investasi yang moderat. Solvabilitas perusahaan ini jauh melebihi batas minimum regulasi dan ambang batas internal yang ditetapkan oleh UniMed sendiri.
|Baca juga: Mengenal Sosok Edy Tuhirman yang Pamit dari CEO Generali Indonesia
|Baca juga: Penurunan Tajam RBC Berpotensi Jadi Biang Kerok Terjadinya Risiko Sistemik di Industri Asuransi?
Meskipun sebagai organisasi yang dimiliki oleh anggotanya, namun UniMed memiliki fleksibilitas keuangan yang terbatas. Hal tersebut diimbangi oleh manajemen modal yang bijaksana dan penghasilan modal internal yang konsisten.
“Manajemen modal kami tetap kuat, meski menghadapi tantangan dari segi fleksibilitas,” ujar UniMed, dikutip dari Insurance Asia, Rabu, 9 Oktober 2024.
Dalam kinerja operasional, UniMed mencatatkan return on equity rata-rata 4,7 persen dalam lima tahun terakhir, namun rasio gabungan mencapai 101,1 persen pada 2023 akibat klaim yang lebih tinggi dari perkiraan. Hal ini menekan kinerja perusahaan dari yang sebelumnya sangat kuat menjadi memadai.
Baca juga: 12 UUS Asuransi Serahkan Bisnis Syariah, Pengamat: Bagus, Mereka Tahu Kapasitas!
|Baca juga: OJK Terus Awasi Secara Intensif 8 Asuransi dan Reasuransi yang Bermasalah
Meskipun ada upaya penyesuaian seperti kenaikan tarif, namun UniMed masih dihadapkan pada rasio kerugian yang tinggi dalam jangka pendek. Pendapatan dari investasi yang rata-rata 2,1 persen dalam lima tahun terakhir membantu menopang performa keseluruhan perusahaan.
UniMed juga meningkatkan profil bisnisnya setelah mengakuisisi portofolio dari Accuro Health Insurance Society Limited pada tahun fiskal 2024. Dengan fokus pada asuransi kesehatan di Selandia Baru, UniMed mengurangi risiko dengan eksposur yang rendah terhadap kerugian besar atau bencana.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News