Media Asuransi, JAKARTA – Tinjauan Pasar Energi Terbarukan 2025 yang dilakukan oleh Willis (WTW), Meskipun teknologi bersih berbasis karbon diperkirakan hanya mengalami pertumbuhan marjinal, teknologi energi terbarukan dan energi bersih diproyeksikan akan tumbuh secara eksponensial untuk memenuhi permintaan global yang terus meningkat.
Ke depannya, meskipun tekanan global masih berlangsung dan kondisi pasar yang melemah, optimisme diperkirakan akan tetap ada.
Review yang berjudul Energi Terbarukan Generasi Berikutnya: Ketahanan Risiko dan Kesiapan Asuransi ini mencakup komentar tentang dinamika pasar negara berkembang di berbagai kawasan utama.
Tinjauan ini menyoroti gelombang inovasi energi terbarukan berikutnya dan menguraikan strategi untuk menavigasi ketidakpastian global yang semakin meningkat. Secara keseluruhan, wawasan ini memberikan analisis komprehensif tentang risiko dan peluang yang membentuk sektor ini pada tahun 2025.
|Baca juga:WTW: Perlindungan Asuransi di Asia Selatan Akibat Dampak Perubahan Iklim Minim
Beberapa tren utama dieksplorasi dalam tinjauan tahun ini: pertama, kondisi pasar yang melemah terus berlanjut: kelebihan pasokan kapasitas meningkatkan persaingan antar perusahaan asuransi, yang terus mendorong penurunan harga.
Kedua, kerugian akibat bencana alam tetap menjadi perhatian utama: peristiwa cuaca buruk secara langsung merusak aset dan menyebabkan tantangan yang signifikan. Ketiga, solusi risiko dan asuransi terus berkembang: inovasi dalam diagnostik bahaya dan solusi parametrik yang luas membantu pasar mengelola volatilitas dan ketidakpastian dengan lebih baik.
Keempat, inovasi energi terbarukan mendapatkan momentum: teknologi-teknologi baru seperti infrastruktur kinetik, material terintegrasi surya, fusi nuklir, dan penyimpanan berbasis gravitasi menunjukkan minat yang berkelanjutan dalam membentuk kembali lanskap energi masa depan.
Steven Munday, Pemimpin Energi Terbarukan Global, Willis Natural Resources, mengatakan meskipun tekanan global masih ada, gelombang inovasi berikutnya terus mendorong sektor ini ke wilayah yang baru dan belum dipetakan.
|Baca juga: WTW: Belanja Teknologi Energi Bersih Diperkirakan Bakal Meningkat
“Pembangkit listrik rendah karbon tidak berhenti pada tenaga angin dan surya. Berbagai wilayah menghadapi risiko dan peluang intrinsik, tetapi sektor energi terbarukan secara keseluruhan dapat melangkah ke masa depan untuk memberikan kejelasan dan keyakinan,” katanya dalam rilis resmi dikutip, Kamis, 10 Juli 2025.
Menurut Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA), Asia merupakan pendorong utama pertumbuhan kapasitas energi terbarukan global sebesar 140% selama dekade terakhir, menyumbang 421,5 GW kapasitas baru. Ini merupakan 72% dari total global dan menjadikan kapasitas kumulatifnya mencapai 2.382 GW atau 53,6% dari pangsa global.
Kawasan ini terus memimpin pertumbuhan energi terbarukan global, didorong oleh meningkatnya permintaan energi, target nol bersih yang ambisius, dan meningkatnya daya saing biaya teknologi bersih. Negara-negara seperti Tiongkok, India, Jepang, Korea Selatan, dan di ASEAN sedang mempercepat penerapan energi surya, angin, hidro, dan teknologi yang sedang berkembang, termasuk instalasi hibrida yang mengintegrasikan sistem penyimpanan energi terbarukan (BESS) dan fotovoltaik surya terapung (FPV).
Ke depannya, energi surya terapung diperkirakan akan memainkan peran yang semakin penting dalam memperluas kapasitas energi terbarukan di Asia. Dengan inovasi teknologi, kerangka kebijakan yang mendukung, dan tantangan yang bersaing dalam pemanfaatan lahan, optimalisasi sistem FPV mendapatkan daya tarik yang signifikan.
|Baca juga:WTW Sebut 2 Ancaman Ini Bakal Dominasi Lanskap Manajemen Krisis
Khususnya, pasar ASEAN menunjukkan peningkatan minat, dengan partisipasi aktif para pengembang dan tender pemerintah, yang menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat.
Sam Liu, Kepala Energi Terbarukan, Willis Natural Resources, Asia, mengatakan proyek FPV menghadapi tantangan teknis, terutama terkait desain pelampung dan ketahanan sistem jangkar dan tambat, terutama di lokasi yang rentan terhadap bencana alam.
Oleh karena itu, pemilihan lokasi sangat penting, karena berdampak langsung pada desain sistem secara keseluruhan. Oleh karena itu, studi teknis yang ekstensif diperlukan untuk mengumpulkan data lingkungan yang akurat dan memastikan proyek direkayasa untuk kinerja dan daya tahan jangka panjang.
Secara umum, terangnya, meskipun pendatang baru di pasar telah meningkatkan kapasitas keseluruhan dan meningkatkan daya saing di sektor asuransi, perusahaan asuransi tetap sangat teknis dan berhati-hati. Hal ini terutama terjadi saat melakukan underwriting untuk teknologi yang sedang berkembang seperti BESS, hidrogen, FPV, dan model turbin angin yang lebih besar.
“Kapasitas masih dibatasi oleh faktor-faktor seperti paparan bencana alam dan akumulasi aset yang diasuransikan di wilayah tertentu. Hal ini akan terus memengaruhi minat dan persyaratan underwriting bagi perusahaan energi terbarukan di Asia.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News