Media Asuransi, JAKARTA – Pemerintah Indonesia terus memperkuat aspek keamanan kendaraan listrik (EV) sebagai bagian dari upaya mendorong penggunaan kendaraan listrik di Tanah Air. Langkah ini sejalan dengan target pengurangan emisi karbon dari sektor transportasi guna mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.
Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Harris Yahya, menjelaskan pemerintah, melalui Badan Standardisasi Nasional (BSN), menerbitkan 38 Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait kendaraan listrik. Standar ini penting untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap keamanan penggunaan EV.
|Baca juga: Diterpa Isu Gagal Bayar Klaim, Begini Tanggapan Bos Prudential!
|Baca juga: Kasus Prudential Viral di TikTok, Pengamat Ungkap Masalah Utama Penolakan Klaim Asuransi
”Aspek keamanan menjadi sangat penting karena satu kali kejadian bisa membuat dampak yang sangat besar terhadap industri kendaraan listrik di Indonesia. Sehingga benar-benar ini harus menjadi perhatian utama kita,” kata Harris, dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu, 13 November 2024.
“Sudah ada standar yang sudah ditetapkan dan kita juga masih mengharapkan ada penyempurnaan-penyempurnaan standar yang lain, dan yang paling penting itu bisa dilaksanakan secara tegas,” tambah Harris.
Selain mengurangi emisi karbon, Harris menambahkan, penggunaan kendaraan listrik secara luas dapat meningkatkan efisiensi energi. Hal ini secara langsung akan mengurangi ketergantungan pada impor Bahan Bakar Minyak (BBM), yang selama ini menjadi beban bagi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI).
Executive Vice President Pengembangan Produk Niaga PLN Ririn Rachmawardini menegaskan PLN berkomitmen untuk terus memperluas infrastruktur kendaraan listrik di seluruh Indonesia. Hingga Oktober 2024, PLN telah menyiapkan 2.151 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) roda empat dan 9.956 SPKLU roda dua di 1.503 lokasi.
|Baca juga: Jasa Raharja Cover Seluruh Korban Tabrakan Beruntun di Tol Cipularang
|Baca juga: BNI (BBNI) Teken Fasilitas Pinjaman US$600 Juta dari Konsorsium Bank Asing
”Ekosistem ini ini terus kami kembangkan, bagaimana kami bisa menggapai pelanggan untuk terus menikmati kemudahan. Jadi orang yang awalnya mau beli EV ini sudah mulai berubah, bergeser. Tadinya EV itu mobil kedua, tapi akhir-akhir ini banyak yang yakin untuk membeli EV sebagai mobil pertama. Jadi luar biasa sekali pencapaiannya,” pungkas Ririn.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News