1
1

Inflasi Januari 2025 sebesar 0,76%

Pemukiman penduduk dan deretan gedung tinggi yang terus tumbuh dan berkembang di Ibu Kota Jakarta menjadi gambaran kondisi ekonomi Indonesia saat ini. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi pada Januari 2025 tercatat sebesar 0,76 persen year on year (yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,99. Sedangkan tingkat inflasi komponen inti Januari 2025 sebesar 2,36 persen yoy.

Inflasi provinsi tertinggi terjadi di Provinsi Papua Pegunungan sebesar 4,55 persen yoy dengan IHK sebesar 112,06 dan terendah terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 0,02 persen yoy dengan IHK sebesar 105,90. Sementara deflasi provinsi terdalam terjadi di Provinsi Gorontalo sebesar 1,52 persen yoy dengan IHK sebesar 104,85 dan terendah terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 0,06 persen yoy dengan IHK sebesar 106,11.

|Baca juga: Bank Indonesia dan Pemerintah Memperkuat Sinergi untuk Menjaga Inflasi 2025

Sedangkan inflasi kabupaten/kota tertinggi terjadi di Kabupaten Jayawijaya sebesar 4,55 persen yoy dengan IHK sebesar 112,06 dan terendah terjadi di Kota Pontianak sebesar 0,02 persen yoy dengan IHK sebesar 105,12. Deflasi kabupaten/kota terdalam terjadi di Kabupaten Gorontalo sebesar 1,71 persen yoy dengan IHK sebesar 105,87 dan terendah terjadi di Kota Palopo sebesar 0,01 persen yoy dengan IHK sebesar 104,69.

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan bahwa inflasi bulanan tercatat sebesar 0,30 persen month to month (mtm), dan inflasi tahun berjalan sebesar 0,30 persen year to date (ytd). “Tingkat deflasi month to month Januari 2025 sebesar 0,76 persen dan tingkat deflasi year to date Januari 2025 sebesar 0,76 persen,” katanya dalam jumpa pers secara daring, Senin, 3 Februari 2025.

|Baca juga: Inflasi Global Tetap Dalam Siklus Penurunan, Akselerasi Jangka Pendeknya yang Berubah

Amalia menjelaskan bahwa inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,69 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,24 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,14 persen.

Kelompok kesehatan sebesar 1,84 persen, kelompok transportasi sebesar 0,76 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,11 persen, kelompok pendidikan sebesar 2,05 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran  sebesar 2,47 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 7,27 persen.

Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 8,75 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,30 persen.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bos Marsh Prediksi Kebakaran di Los Angeles Hambat Penurunan Tarif Reasuransi
Next Post PIC Insurance Brokers Tunjuk COO Baru

Member Login

or