Media Asuransi, JAKARTA – Sebagai seorang pekerja, tanpa disadari sering kita memaksakan waktu dan kondisi fisik untuk bekerja sangat keras demi mencapai target yang diberikan. Padahal, seharusnya kita lebih peduli dengan kesehatan tubuh dan mental ketika memiliki waktu luang.
|Baca juga: Dirut Hermina Tambah Kepemilikan Saham di HEAL
|Baca juga: Respons Putusan MK tentang Pembatalan Polis, OJK Minta Industri Asuransi Perbaiki 3 Aspek Ini
Hal ini menjadi situasi yang perlu diperhatikan karena erat kaitannya dengan budaya yang disebut hustle culture atau toxic productivity. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap kedua hal tersebut dan bagaimana seharusnya pekerjaan bisa memberikan kenyamanan, serta memungkinkan kita bekerja dalam kondisi yang lebih sehat.
Pengertian hustle culture dan toxic productivity
Melansir Tugu Insurance, Minggu, 9 Februari 2025, secara etimologis, istilah hustle culture berasal dari kata Bahasa Inggris, hustle yang berarti aksi energik atau situasi yang mendorong seseorang agar bisa bergerak lebih cepat secara agresif, dipadukan dengan kata culture yang berarti budaya.
Sedangkan definisi hustle culture menurut pakar psikologi Setyawati adalah budaya yang membuat seseorang menganut workaholism atau gila kerja. Kini tren hustle culture dimaknai sebagai suatu keadaan bekerja terlalu keras dan mendorong diri sendiri untuk melampaui batas kemampuan hingga akhirnya menjadi gaya hidup.
|Baca juga: Media Asuransi Gelar Webinar POJK 20/2023
|Baca juga: Asuransi Kredit Disebut Tawarkan Cuan Menggiurkan, OJK: Asal Risiko Dikelola Lebih Baik!
Dengan kata lain, tiada hari tanpa bekerja, hingga kurangnya waktu untuk kehidupan pribadi. Budaya gila kerja ini yang telah menjadi standar bagi sebagian orang untuk mengukur hal-hal seperti produktivitas dan kinerja.
Sedangkan untuk toxic productivity, Dr Julie Smith mengatakan hal tersebut adalah sebuah obsesi untuk terus berbuat sesuatu apa pun itu terutama untuk mengembangkan diri (do, be, and get more) dan dalam waktu seketika juga akan merasa bersalah kalau ternyata dirasa tidak melakukan banyak hal.
Berbeda dengan hustle culture yang lebih dipicu oleh faktor eksternal, toxic productivity sebaliknya lebih didorong oleh faktor internal sebagaimana dinyatakan oleh Dr dr Ria Maria Theresa SpKJ bahwa toxic productivity merupakan salah satu situasi di mana kita kecanduan untuk bekerja.
Hal ini tak jarang memaksa seseorang untuk melakukan beberapa kegiatan dan menyampingkan kondisi kesehatan atau meluangkan waktu untuk diri sendiri. Selain itu apabila kamu sering merasa bersalah saat sedang sendiri dan merasa tidak pernah puas maka sudah pasti kamu sedang mengalami toxic productivity.
Jika kamu mengalami beberapa kondisi tersebut maka kamu sudah terjebak di dalam toxic productivity.
Tips dan trik
Nah, agar tidak terjebak di dalam kondisi tersebut, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketika kamu berada dalam situasi tersebut. Diawali dengan memvalidasi bagaimana perasaanmu dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Berikut cara agar kondisi fisik dan mentalmu tetap sehat ketika bekerja:
Membuat target yang realistis
Sobat Asuransi perlu menentukan tujuan, jangan terlalu muluk agar kamu tidak terjebak di dalam toxic productivity. Buatlah target sesuai dengan kemampuan kamu dan jangan jadikan orang lain sebagai tolok ukur. Karena kemampuan tiap orang berbeda, kamu harus ingat kalau produktivitas bukanlah lomba.
|Baca juga: OJK Catat 4.230 Aduan terkait Kejahatan Jasa Keuangan saat Nataru, Perbankan Terbanyak!
|Baca juga: KoinP2P Gagal Bayar Rp360 Miliar, Begini Respons OJK!
Mengingat pentingnya istirahat
Sobat Asuransi, istirahat merupakan salah satu kunci penting. Jangan sampai istirahatmu tidak optimal karena hal tersebut dapat berpengaruh pada hal lain. Jika kamu harus melakukan aktivitas yang cukup padat, kamu juga harus menjamin istirahat yang cukup. Di sela-sela istirahat tersebut kamu dapat melakukan self care. Sobat Asuransi harus memiliki mindset bahwa self care adalah bentuk dalam menghargai diri sendiri dan sama pentingnya dengan tugas yang kamu kerjakan.
Mindfulness
Mindfulness adalah salah satu teknik yang dapat melatih seseorang untuk fokus terhadap keadaan sekitar dan emosi yang dirasakan serta menerimanya secara terbuka. Hal ini dapat membuat Sobat Asuransi lebih terhubung dengan momen saat ini dan menerima keadaan yang sedang terjadi.
Dengan menjadi mindfulness maka kita bisa mengetahui keinginan dan kebutuhan yang baik untuk diri sendiri. Selain itu, hal ini juga baik untuk kesehatan dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News