Media Asuransi, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Widodo) menggarisbawahi kebutuhan untuk melanjutkan reformasi struktural. Hal itu guna menjaga kebijakan fiskal yang sehat dan kredibel, serta memastikan kebijakan fiskal tetap kuat dan dapat diandalkan.
Pernyataan ini disampaikan Jokowi dalam pidatonya saat penyampaian Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun 2025 dan Nota Keuangannya, di Gedung Nusantara I, Kompleks Perkantoran MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2024.
“Kita harus terus melanjutkan reformasi struktural, menjaga kebijakan fiskal yang sehat dan kredibel, serta meningkatkan kolaborasi kebijakan fiskal, moneter, dan keuangan,” ujar Jokowi, dikutip dari Setkab, Senin, 19 Agustus 2024.
Jokowi juga menekankan desain belanja, pendapatan, serta pembiayaan harus dirancang dengan fleksibilitas untuk mengantisipasi ketidakpastian dan mendukung keberlanjutan pembangunan, terutama selama masa transisi pemerintahan.
“Desain belanja dan pendapatan serta pembiayaan perlu dirancang fleksibel, dengan menyediakan ruang fiskal untuk mengantisipasi ketidakpastian, dan mendukung keberlanjutan pembangunan dalam transisi peralihan pemerintahan,” ungkapnya.
|Baca juga: Heddy Pritasa Bergabung sebagai Board Member SEADRIF Insurance Company
Untuk jangka pendek, Jokowi menyebutkan, strategi kebijakan akan berfokus pada percepatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan antar-daerah, dengan salah satu program utama yang disoroti adalah Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Makan Bergizi Gratis diarahkan untuk meningkatkan gizi anak sekaligus memberdayakan UMKM, dan meningkatkan ekonomi masyarakat kecil di daerah,” jelasnya.
Jokowi menekankan pentingnya pelaksanaan program MBG secara bertahap disesuaikan teknis dan kelembagaan serta tata kelola yang akuntabel. Selain itu, program percepatan renovasi sekolah dan pengembangan ekosistem pendidikan yang kondusif juga menjadi fokus utama untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan konektivitas dengan dunia usaha.
Hal ini, menurut Jokowi, penting untuk mendorong produktivitas serta menjaga pasokan dan keterjangkauan harga pangan. “Ekosistem pendidikan yang kondusif juga akan dikembangkan. Untuk mendorong produktivitas, menjaga pasokan, dan keterjangkauan harga pangan diperlukan penguatan lumbung pangan dan jaringan irigasi,” jelasnya.
|Baca juga: Direktur Mizuho Leasing Indonesia (VRNA) Mengundurkan Diri
Untuk jangka menengah, Jokowi menyatakan, strategi akan difokuskan pada akselerasi transformasi ekonomi menuju pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. Ini melibatkan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM), hilirisasi dan transformasi hijau, peningkatan inklusivitas, pembangunan infrastruktur, serta reformasi birokrasi.
Jokowi juga menekankan pentingnya penguatan pertahanan dan keamanan, kemandirian pangan dan energi, serta penghormatan dan penegakan hak asasi manusia. Di akhir pidatonya, Jokowi menegaskan RAPBN 2025 akan berfokus pada optimalisasi pendapatan, belanja yang berkualitas, dan pembiayaan yang inovatif.
Salah satu langkah strategis adalah optimalisasi rasio perpajakan untuk memperkuat ruang fiskal, sambil tetap menjaga iklim investasi dan melindungi daya beli masyarakat. “RAPBN 2025 juga menekankan optimalisasi pendapatan, belanja yang berkualitas, dan pembiayaan yang inovatif. Rasio perpajakan akan terus dioptimalkan untuk memperkuat ruang fiskal,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News