Media Asuransi, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan diperlukan akselerasi pertumbuhan perekonomian 6-8 persen per tahun untuk Indonesia dapat menjadi perekonomian terbesar ke-5 di dunia.
Untuk mencapai cita-cita tersebut, menurut Sri Mulyani, terdapat tiga sisi yang menjadi sisi utama dalam mewujudkannya, yakni meliputi sisi modal, sisi tenaga kerja, serta sisi produktivitas. Produktivitas dalam hal ini yakni fokus penguatan dalam jangka menengah adalah area yang sudah sering disampaikan.
“Yaitu SDM unggul, hilirisasi dan transformasi ekonomi hijau, inklusivitas infrastruktur birokrasi yang efisien, ekonomi kreatif dan sektor pertahanan keamanan yang makin mandiri, termasuk bidang pangan dan energi, serta dari sisi nasionalisme, demokrasi, dan HAM,” tegasnya, dalam rapat kerja bersama dengan Banggar DPR RI, di Jakarta, Selasa, 4 Juni 2024.
Asumsi dasar ekonomi makro
Adapun asumsi dasar ekonomi makro di 2025 diproyeksikan membaik dengan asumsi berdasarkan KEM-PPKF 2025 meliputi pertumbuhan ekonomi mencapai 5,1-5,5 persen (yoy); inflasi 1,5-3,5 persen (yoy); nilai tukar Rp15.300-16.000 per US$; harga minyak mentah Indonesia 75-85 (US$/barel); lifting minyak 580-601 (ribu bph); lifting gas bumi 1.003-1.047 (ribu bsmph).
|Baca juga: Sah! DPR Setujui Destry Damayanti Jadi Deputi Gubernur Senior BI
Namun demikian, Menkeu menilai, masih terdapat banyak agenda pembangunan dan perbaikan yang harus terus dilakukan. Akselerasi pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan, serta perluasan pemerataan adalah ketiga hal yang harus secara konsisten diperjuangkan.
“Langkah-langkah yang telah dan sedang diambil seperti reformasi perpajakan, penguatan penegakan hukum pajak dan peningkatan kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah, menjadi kunci dalam menjaga kesehatan APBN.
Lebih lanjut, Sri Mulyani menegaskan, pemerintah juga akan terus berkolaborasi dengan Bank Indonesia untuk menciptakan kebijakan fiskal dan moneter yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang stabil, inklusif, dan berkelanjutan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News