Media Asuransi, GLOBAL – Data PMI® dari S&P Global mencatat kondisi bisnis di seluruh sektor manufaktur ASEAN terus membaik selama bulan Februari.
Peningkatan produksi berkelanjutan didukung oleh kenaikan baru pada ketenagakerjaan dan penurunan lebih lanjut pada penumpukan pekerjaan. Namun demikian, permintaan baru masih mengalami kontraksi selama enam bulan berturut-turut.
Headline Purchasing Managers’ Index™ (PMI®) Manufaktur ASEAN dari S&P Global naik ke titik 50,4 pada bulan Februari dari 50,3 pada bulan Januari, menunjukkan perbaikan dua bulan berturut-turut pada kondisi pengoperasian. Akan tetapi, laju perbaikan tergolong marginal. Penyelesaian penumpukan pesanan dan kenaikan jumlah staf mendukung kenaikan output manufaktur ASEAN selama dua puluh sembilan bulan berturut-turut.
|Baca juga: Industri Manufaktur ASEAN Menggeliat di Awal 2024, Indonesia Pimpin Kenaikan
Meski turun pada tingkat sedang dari kondisi bulan Januari, tingkat pertumbuhan lebih cepat dibandingkan rata-rata survei. Setelah stagnan pada bulan Januari, ketenagakerjaan meningkat untuk kedua kalinya selama tiga bulan pada bulan Februari. Meski marginal, laju penciptaan lapangan kerja merupakan yang paling cepat sejak bulan September 2022.
Sementara itu, Indeks Permintaan Baru yang disesuaikan secara berkala masih di bawah tanda netral 50,0 pada bulan Februari, menunjukkan penurunan kecil pada permintaan klien. Penurunan jumlah pesanan sebagian disebabkan penurunan cepat pada permintaan baru di seluruh sektor manufaktur Thailand, yang juga merupakan penurunan paling kuat pada kondisi pengoperasian di tujuh negara konstituen ASEAN.
Permintaan asing untuk barang produksi ASEAN juga melemah pada bulan Februari, sehingga mengakhiri periode penurunan saat ini menjadi 21 bulan. Namun demikian, penurunan terkini pada permintaan ekspor baru merupakan yang paling rendah sejak bulan April.
Tekanan inflasi tergolong kuat secara historis, dengan biaya input naik tajam selama satu tahun. Sementara itu, tingkat inflasi biaya sedikit berubah dari kondisi bulan Januari dan tergolong solid secara keseluruhan. Terakhir, perusahaan manufaktur ASEAN optimistis tentang perkiraan output 12 bulan mendatang.
|Baca juga: Sektor Manufaktur ASEAN Akhiri Tahun 2023 dengan Lesu
Namun demikian, tingkat kepercayaan diri secara keseluruhan turun ke posisi terendah dalam empat bulan dan masih di bawah rata-rata survei jangka panjang.
Menanggapi data PMI Manufaktur ASEAN, Maryam Baluch, Ekonom S&P Global Market Intelligence mengatakan sektor manufaktur ASEAN mencatat perbaikan kondisi lebih lanjut pada manufaktur pada bulan Februari, meskipun tergolong kecil.
“Akumulasi pesanan dari bulan sebelumnya dan kenaikan jumlah staf mendukung kenaikan berkelanjutan pada produksi. Akan tetapi, produsen kembali gagal mencatat pertumbuhan permintaan baru, dengan penurunan permintaan di seluruh Thailand, Myanmar dan Malaysia,” jelasnya dalam keterangan resmi yang dikutip, Jumat, 1 Maret 2024.
Menurutnya, selama melemahnya permintaan dapat ditangani dan dibatasi, masih ada harapan akan perbaikan pada keseluruhan kondisi di seluruh wilayah pada bulan-bulan mendatang. Namun demikian, sambung dia, karena momentum pertumbuhan masih relatif lemah sebagaimana terlihat pada dua periode survei terakhir, perbaikan kondisi permintaan akan terus dimonitor sehingga akan membantu meningkatkan kinerja sektor.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News