1
1

Ekspansi Manufaktur ASEAN pada April 2024 Menurun

Aktifitas di dalam pabrik perakitan kendaraan. | Foto: freepick

Media Asuransi, JAKARTA – Data PMI bulan April oleh S&P Global menunjukkan perbaikan pada kondisi pengoperasian di seluruh sektor manufaktur ASEAN, di tengah ekspansi lebih lanjut pada permintaan baru dan output, meski pertumbuhan output sedikit menurun.

Aktivitas pembelian juga naik pada bulan April, sehingga memungkinkan untuk melakukan akumulasi stok praproduksi, meski tingkat kenaikan keduanya berkurang.

Di sisi lain, ketenagakerjaan mencapai puncak, dengan PHK tercatat untuk pertama kalinya dalam enam bulan.

Headline Purchasing Managers’ Index™ (PMI®) Manufaktur ASEAN dari S&P Global tercatat di atas titik netral 50,0 selama empat bulan berturut-turut pada bulan April. Di angka 51,0, turun dari 51,5 pada bulan Maret, data terkini menggambarkan perbaikan kecil pada kesehatan sektor manufaktur ASEAN. Permintaan baru naik selama dua bulan berturut-turut pada bulan April, tingkat pertumbuhan menguat sejak pertengahan 2023.

|Baca juga: Manufaktur Indonesia Ekspansif, Bukti Resiliensi Ekonomi Nasional

Akan tetapi, data menunjukkan bahwa kenaikan terkini utamanya didorong oleh permintaan domestik karena penurunan terkini pada penjualan ekspor diperpanjang hingga 23 bulan berturut-turut. Dari segi output, sementara manufaktur ASEAN menunjukkan pertumbuhan solid pada produksi, kenaikan mengalami penyesuaian dari posisi tertinggi dalam sepuluh bulan pada bulan Maret.

Dampak penurunan pertumbuhan produksi menyebabkan perlambatan kenaikan pada aktivitas pembelian. Sehingga stok praproduksi mengalami akumulasi pada laju marginal. Yang mengkhawatirkan adalah penurunan ketenagakerjaan manufaktur, pertama kali sejak bulan Oktober lalu. Penurunan ini meskipun sedang merupakan yang paling parah sejak bulan November 2021.

Tercatat penurunan tingkat susunan staf meski tekanan kapasitas terus terjadi, dengan penumpukan pekerjaan naik pada laju tercepat. Beban biaya naik tajam, tapi tingkat inflasi turun ke posisi terendah dalam enam bulan. Biaya naik pada laju tetap, dengan tingkat kenaikan secara umum sejalan dengan posisi terendah dalam delapan bulan pada bulan Maret.

Terakhir, pelaku manufaktur ASEAN mengharapkan pertumbuhan output dalam 12 bulan mendatang. Namun demikian, tingkat kepercayaan diri merupakan yang terlemah gabungan sejak bulan Juli 2020, sejalan dengan yang terjadi pada bulan Juli tahun lalu.

 

Singapura Memimpin

Data khusus negara mencatat perbaikan pada kondisi manufaktur di empat dari tujuh negara ASEAN, dengan Indonesia menggantikan Singapura menduduki peringkat tertinggi. Sementara itu, Thailand menunjukkan penurunan terkuat pada kondisi pengoperasian selama dua bulan dalam tiga periode survei terakhir.

|Baca juga: Manufaktur ASEAN Alami Percepatan pada Akhir Triwulan I/2024

Menanggapi data PMI Manufaktur ASEAN, Maryam Baluch, Ekonom S&P Global Market Intelligence mengatakan sektor manufaktur ASEAN bertahan di wilayah pertumbuhan pada awal triwulan kedua pada tahun ini. “Permintaan baru naik pada laju cepat, menunjukkan perbaikan lebih lanjut pada tren permintaan. Pertumbuhan output masih solid secara keseluruhan, meski kenaikan sedikit turun,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis, 2 Mei 2024.

Meski perusahaan bertahan optimis tentang output masa depan, jelasnya, sentimen turun ke posisi lemah gabungan dalam kurun waktu hampir empat tahun, sejalan dengan yang terjadi pada bulan Juli 2023. Yang mengkhawatirkan adalah terjadinya PHK. “Ketenagakerjaan turun untuk pertama kali sejak bulan Oktober 2023, dan berada pada kecepatan tertinggi dalam 29 bulan.”

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Fitch Afirmasi Peringkat MIND ID BBB- dengan Outlook Stabil
Next Post Kerugian Maximus Insurance (ASMI) Turun Signifikan pada Kuartal I/2024

Member Login

or