1
1

Harga Batubara Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Ini Penyebabnya

Media Asuransi, JAKARTA – Harga batu bara mencatatkan rekor baru, kemarin. Pada perdagangan Senin, 5 September 2022, harga batu kontrak Oktober di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 463,75 per ton. Harganya terbang 5,18% dibandingkan perdagangan terakhir pada pekan lalu, Jumat.

Harga pada penutupan kemarin menjadi yang tertinggi dalam sejarah. Harga tersebut sekaligus melewati rekor sebelumnya, yakni US$ 446 per ton yang tercatat pada 2 Maret 2022 atau hanya beberapa hari setelah perang Rusia-Ukraina meletus.

Penguatan kemarin juga memperpanjang reli harga batu bara yang sudah berlangsung sejak Kamis pekan lalu. Dalam sepekan, harga batu bara sudah melonjak 11,6% secara point-to-point. Dalam sebulan, harga batu bara terbang 33,7% sementara dalam setahun melesat 160%.

Baca juga: Daftar Tenaga Honorer yang Dihapus Pemerintah Tahun Depan

Harga batu bara melonjak drastis sejak perang Rusia-Ukraina meletus pada akhir Februari 2022. Sejak mencatatkan rekor pada 2 Maret 2022, harga ’emas hitam’ sempat turun, tetapi kemudian melonjak beberapa kali sehingga mendekati rekor baru dengan penyebab yang berbeda.

Di antaranya adalah perang, banjir di Australia, krisis energi di India, embargo impor batu bara Rusia yang dilakukan Uni Eropa, krisis gas Eropa, hingga gelombang panas di China.

Pada periode sebelumnya, harga batu bara biasanya langsung amblas begitu mendekati rekor. Namun, kondisi tersebut tidak terulang kemarin.

Pada 23 Mei 2022, harga batu bara sempat melambung dan menyentuh US$ US$ 421,5 tetapi kemudian amblas 1,94% pada hari berikutnya. Pada 12 Juli 222, harga batu bara juga kembali melambung hingga ke titik US$ 438,40 tetapi langsung melandai 2,2%.

Pada 26 Juli, harga batu bara sempat menyentuh US$ 440 per ton tetapi kemudian melandai 3,6% pada hari berikutnya. Rekor baru pada kemarin masih dipicu oleh krisis gas Eropa. Rusia sudah menegaskan sikapnya jika mereka tidak akan memasok gas ke Eropa secara penuh jika sanksi kepada Rusia belum dicabut.

Baca juga: Jokowi Titip Pesan Ini Buat Para Pendemo Kenaikan BBM

Seperti diketahui, Eropa dan beberapa negara Barat serta Jepang memberikan sejumlah sanksi kepada Rusia setelah mereka menginvasi Ukraina.

Termasuk dalam sanksi tersebut adalah larangan impor batu bara. Negara Barat juga sudah mengeluarkan dari sistem keuangan dunia Society Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) sebagai bagian dari sanksi ekonomi ke Negara Beruang Merah.

“Persoalan pompa gas timbul karena sanksi yang diberikan kepada kami dan perusahaan kami oleh Negara Barat, termasuk Jerman dan UK. Tidak ada persoalan lain yang menyebabkan persoalan pompa gas,” tutur juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, dikutip dari BBC.

Pernyataan Kremilin tersebut langsung melambungkan harga gas Eropa. Harga gas Eropa langsung melambung 30% sehari dan 400% setahun kemarin menjadi sekitar 272 euro per megawatt hour (MWh).

Seperti diketahui, Rusia melalui perusahaan Gazprom berkontribusi terhadap 35% pasokan gas Eropa melalui jaringan Nord Stream 1. Pasokan gas saat ini terhenti karena Gazprom tengah melakukan perawatan terhadap jaringan gas tersebut. Gazprom sebelumnya telah memangkas pasokan gas hanya menjadi 20% sejak Juni.

Jaringan gas Nord Stream 1 sedianya beroperasi kembali pada Sabtu, 3 September 2022, setelah menjalani perawatan sejak 31 Agustus.

Keputusan negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin untuk tidak memasok gas secara penuh sampai sanksi dicabut akan semakin menyulitkan Eropa. Terlebih, Benua Biru tengah dikejar waktu untuk mengisi pasokan gas untuk persiapan musim dingin.

Melonjaknya harga gas tersebut juga langsung berimbas kepada harga batu bara mengingat batu bara digunakan sebagai sumber energi alternatif. Dengan keputusan Rusia, permintaan akan batu bara diperkirakan akan kembali melambung sehingga harga batu bara melonjak. Aha

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Daftar Tenaga Honorer yang Dihapus Pemerintah Tahun Depan
Next Post Putin Setop Jual Minyak dan Gas ke Musuh, Harga Makin Melambung

Member Login

or