1
1

Transaksi Temu Bisnis di FEsyar Sumatera 2025 Lebih dari Rp12 Miliar

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti (ketiga dari kiri) saat penutupan FESyar Sumatera 2025. | Foto: Bank Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Sumatera 2025 telah digelar 21-25 Juni 2025 di Lampung City Mall, Bandar Lampung. Hingga tanggal 24 Juni 2025, tercatat penjualan selama acara mencapai Rp1,7 miliar, komitmen temu bisnis penjualan Rp3,6 miliar serta fasilitasi pembiayaan bersinergi dengan OJK dan Asbisindo Provinsi Lampung Rp7,13 miliar.

Nominal tersebut mencerminkan kuatnya perkembangan dan potensi ekonomi keuangan syariah (eksyar) di wilayah Sumatera. Rangkaian FESyar Sumatera 2025 menghadirkan inovasi yang memperkuat pengembangan ekosistem halal dan keuangan syariah, antara lain peresmian 15 Zona Kuliner Halal Aman Sehat (KHAS) di seluruh Sumatera, pengembangan destinasi wisata ramah Muslim (PRM) di Pahawang dan Lampung Selatan, Gerakan Sadar Wakaf, serta pelatihan 100 duta literasi ekonomi syariah.

|Baca juga: Ma’ruf Amin Sebut Ekonomi Syariah Indonesia Seperti Macan Tidur

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, dalam acara penutupan FESyar Sumatera menyampaikan bahwa Bank Indonesia akan terus berperan sebagai akselerator, inisiator, dan regulator, dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Pertumbuhan yang kita dorong diharapkan akan berkelanjutan, membawa maslahat nyata, keadilan sosial, dan keberkahan bagi umat.

“Pada tahun 2024, sektor halal value chain tumbuh hingga empat persen year on year (yoy) dan menopang 25 persen perekonomian nasional. Sementara itu di tahun yang sama, aset keuangan syariah mencapai Rp9.927 triliun, atau setara dengan 45% PDB Indonesia,” kata Destry dalam keterangan resmi yang dikutip Kamis, 26 Juni 2025.

Pada tahun ini, diharapkan berbagai dukungan kebijakan dari hulu ke hilir mampu mendukung tercapainya target kinerja ekonomi syariah pada kisaran 4,8-5,6 persen di tahun 2025. Menurut Destry, FESyar merupakan dukungan nyata BI bersinergi dengan Pemerintah khususnya sebagai bagian dari program Asta Cita.

|Baca juga: Inilah 5 Kunci  Kemajuan Ekonomi Syariah

Dia menekankan, eksyar telah menjadi Prioritas Nasional (PN) serta memiliki target yang cukup menantang menjadi peringkat pertama eksyar global dengan kontribusi PDB Syariah sebesar 56,11 persen pada tahun 2029. “Untuk itu, mari bersama kita perkuat sinergi optimalisasi kebijakan eksyar dalam bauran kebijakan nasional,” ajaknya.

Kegiatan FESyar Sunatera menjadi komitmen BI dalam mendukung pengembangan eksyar yang inklusif, berkelanjutan, serta mendorong stabilitas dan kemandirian ekonomi di tingkat regional. Mengangkat tema “Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Memperkuat Stabilitas dan Kemandirian Ekonomi Regional”, FESyar hadir sebagai respons atas tantangan ekonomi global yang memerlukan sistem ekonomi alternatif berbasis nilai (value-based economy).

|Baca juga: Indonesia Punya Potensi Besar Kembangkan Ekonomi Syariah

Sejak dibuka pada hari Sabtu, 21 Juni 2025, telah dilakukan berbagai acara antara lain dua kegiatan seminar, 12 kegiatan edukasi, tujuh jenis sharia competition, tujuh jenis showcasing produk/jasa eksyar, tiga business matching, digital campaign di dua marketpace, dan hiburan.

Terdapat 210 UMKM yang terlibat dalam FESyar 2025. Eksposur FESyar Sumatera dalam mempromosikan ekosistem halal kepada masyarakat juga mendapatkan animo yang cukup tinggi dengan total pengunjung dan audiens mencapai 45.006 orang.

FESyar merupakan bagian dari Road to Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025, yang akan diselenggarakan pada 8–12 Oktober 2025 di Jakarta. Setelah Fesyar Sumatera, Bank Indonesia juga akan menggelar Fesyar KTI dan Fesyar Jawa pada Juli dan September 2025 mendatang.

Dengan penguatan halal value chain, integrasi keuangan komersial dan sosial syariah, serta literasi gaya hidup halal, Bank Indonesia optimistis ekonomi syariah akan menjadi penggerak utama ekonomi nasional dan menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah global.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Yupi Indo Jelly Gum (YUPI) Raih PInjaman Rp1,79 Triliun dari DBS Indonesia
Next Post BEI: Keyakinan Investor terhadap Pasar Modal Terjaga di Tengah Ketidakpastian

Member Login

or