Media Asuransi, JAKARTA – Kekhawatiran finansial menjadi salah satu hal utama yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini terungkap dalam survei UOB ASEAN Consumer Sentiment Study (ACSS) 2024 kepada 1.000 responden di Indonesia (Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya).
Responden terdiri dari Gen Z dengan proporsi 29 persen, Gen Y sebanyak 42 persen, Gen X sebanyak 25 persen, dan Baby Boomers sebanyak empat persen. Berdasar pendapatan, dengan income level Mass (<Rp10 juta) 52 persen, Mass Affluent (Rp10 juta – Rp59,9 juta) 45 persen, dan Affluent (≥RP 60 juta) sebanyak tiga persen.
Berdasar survei tersebut, sebanyak 76 persen responden di Indonesia merasa khawatir terhadap kondisi keuangannya. Kekhawatiran ini bukan hanya terkait aspek finansial, tetapi juga meluas kepada ketidakpastian dalam dunia pekerjaan. Tercatat, 61 persen responden merasa cemas dengan masa depannya.
Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia, Vera Margaret, menyebutkan bahwa 49 persen masyarakat merasa ragu terhadap kemampuannya untuk menabung. Banyak yang ingin menabung, tetapi ada ketidakpastian apakah bisa melakukan secara konsisten
|Baca juga: Mau Jadi Pahlawan Finansial bagi Keluarga? Begini Caranya!
“Selain itu, 40 persen responden menyatakan kekhawatiran bahwa mereka tidak akan dapat menyisihkan uang untuk investasi, sementara 35 persen lainnya merasa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar bagi diri sendiri maupun keluarga,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Rabu, 13 November 2024.
Survei ini juga mengungkapkan lima kategori pengeluaran utama di kalangan masyarakat Indonesia. Prioritas utama adalah pendidikan, disusul oleh kebutuhan rumah tangga seperti tagihan listrik, air, dan telepon.
Berdasarkan survei ini, 27 persen responden mengaku telah meningkatkan pengeluaran mereka dibandingkan tahun sebelumnya, sementara 30 persen lainnya berupaya mengurangi pengeluaran, dan sisanya memilih untuk mempertahankan pengeluaran pada tingkat yang sama.
Meski ada kekhawatiran finansial yang mendalam, survei ini juga menunjukkan bahwa keinginan untuk menabung tetap tinggi di kalangan masyarakat Indonesia, terutama Gen Z. Sebanyak 36 persen responden menyatakan minat untuk menambah jumlah uang yang ditabung, dengan kelompok Gen Z menjadi yang paling antusias dalam hal menabung.
Fakta ini mencerminkan optimisme dan kesadaran finansial yang semakin meningkat di kalangan generasi muda Indonesia, yang tampaknya semakin sadar akan pentingnya menjaga stabilitas keuangan di masa depan.
|Baca juga: Warga Singapura Ngeluh Sulit Capai Kebebasan Finansial, Kok Bisa?
Berdasarkan survei, sebanyak 91 persen responden mulai menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk dana darurat, meskipun hanya 20 persen yang memiliki dana darurat cukup untuk bertahan selama enam bulan ke depan.
Vera menjelaskan idealnya dana darurat setidaknya mencakup enam bulan pengeluaran bulanan untuk menghadapi situasi tak terduga seperti kehilangan pekerjaan atau masalah medis. Namun, kenyataannya, sebagian besar masyarakat hanya memiliki dana darurat untuk satu atau dua bulan.
Untuk membantu masyarakat dalam mengelola keuangan, Vera membagikan panduan alokasi pengeluaran ideal. Sebanyak 70 persen hingga 85 persen pendapatan sebaiknya dialokasikan untuk kebutuhan pokok seperti tagihan dan cicilan minimum. Selain itu, 10 persen hingga 20 persen pendapatan dapat digunakan untuk tabungan atau investasi, sedangkan 5 persen hingga 10 persen lainnya bisa untuk kepentingan pribadi.
Ketika berinvestasi maupun menabung, Vera menyebutkan bahwa UOB memiliki metode Risk-First Approach yang akan membantu mengenali tahap perjalanan keuangan tiap individu dengan memahami tingkat toleransi risiko saat memulai dan di sepanjang perjalanan pengelolaan keuangannya.
Dalam pendekatan Risk-First, ada tiga pilar atau langkah dalam perencanaan keuangan. Langkah pertama melindungi (protect) diri dan orang yang dicintai dari risiko kejadian hidup yang tidak terduga dengan menyediakan dana darurat dan perlindungan asuransi.
Langkah kedua, membangun (build), portofolio awal dengan produk keuangan yang tidak mudah terpengaruh kendali pasar. Kemudian, langkah terakhir perencanaan keuangan meningkatkan (enhance) pertumbuhan portofolio investasi dengan menangkap peluang pasar.
Sebagai lembaga keuangan, menurut Vera, UOB Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Salah satu tujuan utama UOB membantu masyarakat dalam perencanaan dan alokasi keuangan yang bijak, terutama dalam hal tabungan dan dana darurat.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News