1
1

Risiko Gempa Kalimantan

Gambar 1: Peta gempa bumi Indonesia (USGS). | Foto: Maipark

Kalimantan sering dianggap aman dari gempa. Hal ini tidak sepenuhnya benar meski memang lebih tidak bergempa dibandingkan dengan pulau-pulau utama lain di Indonesia. Hal ini tercermin dari riwayat gempa Kalimantan yang cenderung lebih “lengang” daripada wilayah Indonesia lain, seperti yang ditunjukkan historical epicenter gempabumi Indonesia tahun 1920 – 2024 di Gambar 1.

Tetapi, anggapan bahwa Pulau Kalimantan bebas dari gempa adalah sebuah kekeliruan. Fakta ini dibuktikan pada 21 Desember 2015, ketika gempa dengan magnitudo Mw 6.1 menghantam kota Tarakan, Kalimantan Utara. Gempa dengan kedalaman 15 km ini hanya berjarak 30 km dari Tarakan. BNPB mencatat bahwa beberapa rumah mengalami rusak berat akibat gempa ini. Selain itu, gempa ini juga menghasilkan intensitas maksimum hingga MMI 7 (sangat kuat).

Gambar 2: Persebaran riwayat gempa bumi di Kalimantan. | Foto: Maipark

Gempa Tarakan 2015 bukanlah peristiwa gempa unik ataupun satu-satunya di Kalimantan. Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2, data yang dihimpun oleh United States Geological Survey (USGS) sepanjang lebih dari satu abad ke belakang mencatat setidaknya 65 kejadian gempa dengan magnitudo di atas Mw 4.5 dan memiliki episenter di Pulau Kalimantan. Catatan gempa pertama di Kalimantan dimulai pada tahun 1921 di Sangkulirang dengan magnitudo Mw 6.9. Gempa terbesar di Kalimantan yang pernah tercatat pun terjadi dua tahun berikutnya. Gempa Tarakan 1923 diperkirakan memiliki magnitudo Mw 7.0 dan intensitas maksimum MMI 8 (parah). Pada tahun 2024 pun Kalimantan telah mengalami tiga peristiwa gempa dengan magnitudo di atas Mw 4.5.

Pola titik-titik gempa di Kalimantan menunjukkan bahwa Kalimantan memiliki sumber gempa yang tersebar dan dapat dipetakan. Hal ini sejalan dengan publikasi Pusat Studi Gempa Nasional (PusGEN) pada tahun 2017, yang mengidentifikasi sumber gempa di Kalimantan berupa patahan atau sesar aktif. Gempa terjadi pada sesar aktif ketika batuan di kedua sisi sesar tidak dapat menahan tekanan yang diakibatkan dari gesekan antar batuan.

Sesar yang sejauh ini dapat dipetakan di daratan Pulau Kalimantan adalah Sesar Tarakan di Kalimantan Utara, Sesar Meratus di Kalimantan Selatan, dan Sesar Mangkalihat di Kalimantan Timur. Sesar Tarakan membentang sepanjang 100 km dari barat ke timur Pulau Tarakan di Kalimantan Utara, dengan laju pergeseran 0.3 mm per tahun. Di Kalimantan Timur, Sesar Mangkalihat membentang sepanjang 111 km, melintasi wilayah Berau dengan laju pergeseran 0.5 mm per tahun. Sesar Meratus memiliki panjang 105 km dari timur laut ke barat daya Pegunungan Meratus di perbatasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, dengan laju pergeseran sekitar 0.2 mm per tahun. Dengan dimensi atau ukuran sesar yang cukup signifikan, PuSGeN memperkirakan bahwa ketiga sesar ini mampu menghasilkan gempa dengan magnitudo mencapai Mw 7.0.

Gambar 3: Sesar aktif di Kalimantan sesuai indentifikasi PuSGeN (2017). | Foto: Maipark

Lokasi riwayat gempa maupun sesar aktif di Kalimantan menunjukkan persebaran yang lebih banyak di Kalimantan bagian timur. Beberapa kota besar di Kalimantan bagian timur, seperti Balikpapan dan Samarinda, kini tengah berkembang pesat dengan pembangunan infrastruktur yang signifikan. Jika gempa besar terjadi, bangunan-bangunan ini mungkin tidak sepenuhnya siap menghadapi guncangan.

Kalimantan juga tengah bersiap menjadi pusat pembangunan baru Indonesia dengan perpindahan ibu kota negara. IKN (Ibu Kota Nusantara) yang dibangun di wilayah Penajam Paser Utara harus mempertimbangkan risiko gempa dalam rancangan bangunannya, meski daerah tersebut selama ini dikenal relatif aman dari gempa. Pemahaman akan bahaya gempa dan kesiapan menghadapi bencana ini menjadi kunci untuk memastikan keamanan jangka panjang wilayah tersebut.

Walaupun risiko-risiko gempa di Kalimantan tidak dapat diabaikan, tetapi pernyataan bahwa aktivitas gempa di Kalimantan lebih rendah dibandingkan wilayah-wilayah lain di Indonesia memiliki alasan yang valid. Pertama, laju pergeseran sesar yang relatif kecil membuat sesar – sesar di Kalimantan jarang terjadi gempa. Sebagai perbandingan, megathrust di selatan Jawa memiliki laju pergerakan sekitar 10 mm/tahun, atau 20 – 50 kali laju pergeseran sesar di Kalimantan. Jumlah sesar di Pulau Kalimantan pun relatif lebih sedikit bila dibandingkan wilayah lain di Indonesia. Meskipun ada sesar-sesar lain yang belum terdeteksi di Kalimantan, jumlah maupun karakteristik sumber gempa di Kalimantan tidak sebanyak dan sekompleks wilayah -wilayah lain.

Oleh karena itu, Pulau Kalimantan tidak bebas dari gempa, namun frekuensi kejadiannya relatif lebih rendah dari wilayah lain di Indonesia. Itulah sebabnya informasi tentang gempa di Kalimantan tidak begitu terdengar, dan barangkali itu juga yang membuat ibu kota negara pindah ke sana.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post DBS Foundation Hadirkan Kebutuhan Pokok bagi Masyarakat Rentan di Seluruh Asia
Next Post PTPP Bukukan Kontrak Baru Rp24,4 Triliun hingga Oktober 2024

Member Login

or