Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat pagi bergerak di area hijau, namun para investor harus tetap berhati-hati. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada perdagangan pagi terpantau menguat ketimbang perdagangan sore di hari sebelumnya di Rp16.194 per US$.
IHSG Jumat, 12 Juli 2024, perdagangan pagi dibuka di 7.300 dan tak lama menguat ke 7.314. Posisi tertinggi di 7.354 dan terendah di 7.311. Volume perdagangan pagi tercatat sebanyak 4,2 miliar lembar saham senilai Rp2,9 triliun. Sebanyak 227 saham menguat, 195 saham melemah, dan 196 saham stagnan.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka menguat ke Rp16.138 per US$ dengan year to date return 4,81 persen. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp16.131 per US$ hingga Rp16.155 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp16.096 per US$.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq melemah
Di sisi lain, Indeks S&P 500 dan Nasdaq kompak melemah pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), memecahkan rekor multi-hari. Hal itu terjadi karena investor beralih ke saham-saham yang underbought dan menjauhi nama-nama yang memiliki kecerdasan buatan.
|Baca juga: Ajaib Kripto: Prospek Bullish Pasar Kripto Belum Berakhir
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir naik 0,1 persen menjadi 39.753. Indeks S&P 500 berbasis luas turun 0,9 persen menjadi 5.584. Sedangkan Komposit Nasdaq melemah 2,0 persen menjadi 18.283, memecahkan tujuh rekor berturut-turut pada indeks yang berfokus pada teknologi tersebut.
Hal ini terjadi karena imbal hasil obligasi treasury AS semakin turun di tengah meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga setelah data inflasi AS yang lebih baik. Sementara dua dari tiga indeks berakhir di wilayah negatif karena melemahnya saham Nvidia, Apple, dan ekuitas teknologi lainnya yang memimpin pasar pada 2024.
|Baca juga: 4 Rekomendasi Saham Berpeluang Cuan saat IHSG Rawan Terkoreksi
Sedangkan greenback melemah pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), setelah data menunjukkan harga konsumen AS secara tak terduga turun pada Juni. Para pedagang memperhitungkan kemungkinan Federal Reserve mulai memotong suku bunga di September.
Indeks dolar terakhir turun 0,66 persen menjadi 104,28 dan mencapai level terendah 104,07, terendah sejak 7 Juni. Terhadap yen, dolar turun 1,95 persen menjadi 158,49 dan mencapai level terendah 157,4, yang merupakan titik terlemah sejak 17 Juni. Sedangkan euro menguat 0,45 persen menjadi US$1,088.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News