Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak dunia naik sekitar dua persen ke level tertinggi dalam dua bulan pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Hal itu terjadi di tengah harapan meningkatnya permintaan selama musim mengemudi di musim panas dan kekhawatiran konflik di Timur Tengah dapat menyebar dan mengurangi pasokan minyak global.
Mengutip The Business Times, Selasa, 2 Juli 2024, Brent berjangka naik US$1,60 atau 1,9 persen menjadi US$86,60 per barel. Sementara minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik US$1,84 atau 2,3 persen menjadi US$83,38. Itu merupakan penutupan tertinggi bagi Brent sejak 30 April untuk hari ketiga berturut-turut dan tertinggi bagi WTI sejak 26 April.
“Kompleks (energi) memulai minggu baru ini dengan kuat karena terus memperoleh dukungan dari peningkatan premi risiko geopolitik terkait ketegangan Israel-Hizbullah (dan) ekspektasi permintaan yang bullish untuk bulan ini dengan sejumlah peningkatan premi badai,” kata Analis Ritterbusch and Associates.
|Baca juga: Profil Elin Waty, dari Dirut Kini Jadi Presiden Komisaris Sun Life Indonesia
Israel dan Hizbullah yang didukung Iran telah saling baku tembak sejak dimulainya perang Gaza, dan kekhawatiran meningkat bahwa perang habis-habisan bisa terjadi antara kedua belah pihak.
“Hizbullah dan Israel tampaknya semakin dekat ke perang skala penuh yang berisiko menarik anggota OPEC Iran dan sekutu syiahnya di Irak, Yaman, dan Suriah,” kata Direktur Energi Berjangka Mizuho Bob Yawger.
OPEC adalah Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang bersama sekutunya, kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, telah memperpanjang sebagian besar pengurangan produksi minyaknya hingga 2025.
Pemangkasan produksi tersebut membuat para analis memperkirakan defisit pasokan pada kuartal ketiga karena transportasi dan permintaan AC selama musim panas menghabiskan stok bahan bakar.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News