1
1

Harga Minyak Dunia Turun Akibat Stok AS Meningkat

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak dunia turun pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), setelah mencapai level tertinggi dalam tujuh minggu. Hal itu karena optimisme permintaan di musim panas dan kekhawatiran meningkatnya konflik mengimbangi laporan industri yang mengatakan persediaan minyak mentah AS meningkat tak terduga.

Mengutip The Business Times, Kamis, 20 Juni 2024, minyak mentah berjangka Brent turun 6 sen AS atau 0,1 persen menjadi US$85,27 per barel pada pukul 19.43 GMT. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 10 sen AS atau 0,1 persen menjadi US$81,47 per barel.

Brent mencapai US$85,84 per barel di awal sesi, tertinggi sejak 1 Mei. Sedangkan WTI diperdagangkan hingga US$81,96 per barel, level tertinggi sejak 30 April. Aktivitas perdagangan sepi karena hari libur federal AS.

|Baca juga: Asuransi Kesehatan: Antara Kenaikan Klaim dan Demand yang Tinggi

“Gambaran saat ini memberikan gambaran yang mengecewakan tetapi ada tanda-tanda positif yang menunjukkan prospek yang lebih optimistis. “Harga Brent yang berada di angka US$8 di atas harga terendah pada awal Juni menunjukkan optimisme yang tulus keseimbangan minyak global akhirnya akan mengetat,” kata Pialang Minyak PVM Tamas Varga.

Kedua harga minyak acuan tersebut, yang telah pulih dengan kuat dalam dua minggu terakhir, memperoleh keuntungan lebih dari US$1 pada sesi sebelumnya setelah serangan drone Ukraina menyebabkan kebakaran terminal minyak di pelabuhan utama Rusia.

Di Timur Tengah, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz memperingatkan kemungkinan perang habis-habisan dengan Hizbullah Lebanon, bahkan ketika AS berusaha menghindari konflik yang lebih luas antara Israel dan kelompok yang didukung Iran. Perang yang meningkat berisiko mengganggu pasokan di wilayah penghasil minyak tersebut.

“Potensi peningkatan ketegangan di Timur Tengah menambah risiko pasokan terhadap permintaan minyak,” kata Kepala Strategi Komoditas TD Bank Bart Melek, seraya menambahkan data ekonomi AS baru-baru ini mendukung spekulasi Federal Reserve akan bergerak menuju penurunan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Menko Perekonomian: Neraca Perdagangan Indonesia Teruskan Tren Positif, Raih Surplus 49 Bulan Berturut-Turut
Next Post Mitratel Berencana Terbitkan Obligasi Rp2,5 Triliun dan Sukuk Rp500 Miliar

Member Login

or