1
1

Outlook MTN Ricobana Abadi Diturunkan Jadi Negatif

Media Asuransi, JAKARTA –  PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat “idBB+” untuk PT Ricobana Abadi (RICO) dan Medium-Term Notes (MTN) I tahun 2017. 

Pefindo merevisi prospek peringkat perusahaan menjadi “negatif” dari “stabil” untuk mengantisipasi pertumbuhan volume produksi yang melambat dalam jangka pendek akibat terbatasnya kapasitas dari armada saat ini sementara perusahaan menghadapi kendala dalam pengadaan alat baru di tengah harga batubara yang tinggi. 

Pefindo menjelaskan hal ini dapat mempengaruhi kemampuan RICO dalam menghasilkan arus kas yang memadai untuk membiayai kegiatan operasionalnya dan melunasi kewajiban keuangannya termasuk MTN senilai Rp400 miliar yang akan jatuh tempo di Desember 2022, di tengah tantangan yang dihadapi dalam upaya melakukan restrukturisasi atau pembiayaan kembali atas MTN tersebut. 

Obligor dengan peringkat idBB memiliki kemampuan yang sedikit lemah untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya dibandingkan obligor-obligor Indonesia lainnya. Obligor menghadapi ketidakpastian yang terus berlanjut atau terpengaruh oleh pemburukan bisnis, keuangan atau kondisi ekonomi yang dapat berakibat kepada ketidakmampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangannya. Tanda tambah (+) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif kuat dan di atas rata-rata kategori yang bersangkutan. 

|Baca juga: Outlook Negatif, PP Properti (PPRO) Berencana Terbitkan Obligasi Rp500 Miliar

Peringkat tersebut mencerminkan diversifikasi pelanggan yang terbatas, eksposur terhadap risiko pembiayaan dalam jangka pendek, dan eksposur terhadap fluktuasi harga batu bara. Namun, peringkat tersebut diimbangi dengan tim manajemen yang berpengalaman dan keputusan bisnis yang cukup konservatif. 

Peringkat dapat diturunkan jika perusahaan mencatat kinerja usaha yang menurun ditunjukkan dengan profitabilitas yang rendah dan diikuti oleh pelemahan struktur permodalan dan proteksi arus kas. 

Pefindo juga dapat menurunkan peringkat jika perusahaan tidak mampu mendapatkan opsi untuk penyelesaian MTN sementara tanggal jatuh tempo semakin dekat, merestrukturisasi dan/atau melunasi MTN-nya. 

Prospek dapat direvisi menjadi stabil jika RICO dapat memperoleh sumber pendanaan untuk mendukung kegiatan operasinya dan tantangan untuk penyelesaian MTN yang akan jatuh tempo dapat teratasi. Hal tersebut juga harus disertai dengan peningkatan profitablitas dan juga struktur permodalan serta proteksi arus kas secara berkelanjutan. 

Didirikan pada April 1981, RICO sebelumnya bergerak dalam bidang sewa alat berat dan penyedia suku cadang. Sejak 2007, RICO mulai beroperasi sebagai kontraktor pertambangan batu bara, yang meliputi pemindahan lapisan penutup, pengangkutan batubara, serta penyewaan alat berat. 

Perusahaan pernah mendapat kontrak pertambangan dengan beberapa perusahaan, antara lain PT Berau Coal dan PT Gunung Bara Utama. RICO merupakan entitas anak tidak langsung dari PT SMR Utama Tbk (SMRU) melalui PT Ricobana. Pada tanggal 30 September 2021, pemegang saham Perusahaan adalah PT Ricobana (100.00%) dan Tuan Wijaya Mulia (0,00%).

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IHSG Berpotensi Menguat Lagi, Cermati 5 Saham Ini
Next Post Peringkat Danareksa Dinaikkan Jadi idAA dengan Outlook Positif

Member Login

or