Media Asuransi, JAKARTA – Bitcoin (BTC) saat ini diperdagangkan di bawah US$65.000 dan berada dalam tren turun selama dua minggu terakhir. Harga bitcoin mengalami penurunan selama sepekan terakhir, terjun di bawah level US$62.000 atau sekitar Rp1,01 miliar. Namun harga diyakini masih dalam tren bullish untuk jangka panjang.
“Level dukungan utama adalah US$60.000 dan US$58.000. Grafik menunjukkan pola Bullish Head & Shoulders, yang bisa memicu pemantulan harga,” kata trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat, 28 Juni 2024.
|Baca juga: Bitcoin Sempat Turun di Bawah US$60 Ribu, Ternyata Ini Faktor Penyebabnya!
Menurutnya, jika sentimen pasar tetap negatif dan kondisi ekonomi global tidak berubah signifikan, penurunan ini mungkin berlanjut dalam jangka pendek. Namun, indikator teknikal menunjukkan adanya level support yang kuat, yang dapat membantu harga Bitcoin stabil atau bahkan pulih dalam beberapa pekan mendatang.
Fyqieh menjelaskan bahwa aAda peluang yang cukup besar bahwa bitcoin akan mencapai titik terendah baru dan level penting berikutnya. “Yang harus diperhatikan adalah US$58.000 atau sekitar Rp953 juta di mana lapisan likuidasi lainnya akan terjadi. Penurunan ke level ini akan mendorong BTC di bawah titik harga pemegang jangka pendek, sehingga biasanya masuk ke fase bearish,” tuturnya.
Lebih lanjut dia katakan bahwa level ini berfungsi sebagai batas penting antara zona bearish dan bullish. “Jika bitcoin sampai di bawah level ini akan sangat penting mengingat sentimen positif dari makroekonomi AS belum menunjukan tanda-tanda,” tegasnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News