1
1

Wall Street Anjlok, Dolar AS Pamer Kekuatan

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Saham-saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Hal itu terjadi setelah data manufaktur yang lemah menimbulkan keraguan tentang ekonomi Amerika Serikat (AS), yang bertentangan dengan optimisme tentang potensi pemotongan suku bunga Federal Reserve.

Mengutip The Business Times, Jumat, 2 Agustus 2024, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 1,2 persen menjadi 40.347,97. Sedangkan indeks S&P 500 yang berbasis luas melemah 1,4 persen menjadi 5.446,68. Sementara indeks Komposit Nasdaq yang kaya teknologi ambruk 2,3 persen menjadi 17.194,15.

Indeks manufaktur Institute for Supply Management mencapai 46,8 persen pada Juli, turun dari bulan sebelumnya dan lebih lemah dari perkiraan analis. “Pasar mungkin mulai khawatir ekonomi melambat ke titik di mana kita mungkin melihat resesi delapan hingga 12 bulan dari sekarang,” kata Peter Cardillo dari Spartan Capital.

|Baca juga: OJK Dukung Percepatan Transformasi Sektor Asuransi

Saham AS naik pada pembukaan perdagangan setelah Ketua The Fed Jerome Powell membuka kemungkinan penurunan suku bunga pada September dalam konferensi pers Rabu waktu setempat (Kamis WIB).

Dolar AS menguat

Di sisi lain, dolar AS menguat pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), setelah jatuh pada hari sebelumnya. Hal itu karena bank sentral terus mengguncang pasar mata uang, sementara pound sterling jatuh ke level terendah dalam empat minggu setelah Bank of England (BOE) memangkas suku bunga dari level tertinggi dalam 16 tahun.

Indeks dolar, yang melacak mata uang tersebut terhadap enam mata uang lainnya, naik 0,35 persen menjadi 104,40. Indeks tersebut turun 0,4 persen pada Rabu waktu setempat (Kamis WIB) setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga tetapi membuka pintu untuk mengurangi biaya pinjaman pada bulan September.

|Baca juga: Kerugian GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) pada Semester I/2024 Menyusut

“Ketegangan geopolitik dan ekonomi global yang melambat kemungkinan mendukung dolar, yang merupakan tempat berlindung yang aman secara tradisional bagi investor di saat-saat stres, bahkan dengan Fed yang akan memangkas suku bunga,” pungkas Kepala Pasar Global ING Chris Turner.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Tugu Insurance Cetak Laba Bersih Rp439 Miliar di Semester I/2024
Next Post Fitch Afirmasi Peringkat Shinhan Indo Finance AA dengan Outlook Stabil

Member Login

or