Media Asuransi, JAKARTA – Kementerian Ketenagakerjaan mengklaim bahwa Indonesia memiliki potensi besar menjadi pemain utama dalam ekonomi digital, hal ini tercermin dari porsi suplai negara yang terdaftar sebagai lima terbesar di dunia dalam hal pekerja freelance online di bidang kreatif dan multimedia.
“Harapannya ke depan kita bisa mengisi lebih banyak lagi kursi-kursi seperti ini, apalagi dengan bonus demografi yang kita miliki, oleh karena itu kita harus mendukung kebijakan yang berkaitan dalam investasi dan inovasi di bidang teknologi,” kata Direktur Jaminan Sosial Kemnaker, Retno Pratiwi, dalam acara Dewas Menyapa Indonesia di Bogor, Kamis, 14 September 2023.
|Baca juga: 5 Pekerjaan Freelance yang Menjanjikan
Di tengah negara yang sedang menghadapi tantangan ketidakpastian global, yang menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi Indonesia di era ini adalah perubahan teknologi. Teknologi yang semakin canggih telah mengubah cara kita bekerja, belajar, dan hidup. Terjadi disrupsi di berbagai industri, sehingga menyebabkan pergeseran jenis pekerjaan dan perubahan struktur ekonomi.
“Perubahan drastis ini terjadi dalam berbagai aspek kehidupan. Dan tentunya yang juga sangat terasa adalah perubahan di sektor ketenagakerjaan,” ujar Retno.
Menurutnya saat ini banyak pekerjaan baru yang tumbuh dan pekerjaan-pekerjaan lama yang hilang. Beberapa survei menunjukkan bahwa pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya konvensional diperkirakan akan semakin menurun permintaannya, sementara pekerjaan-pekerjaan yang dekat dengan pemanfaatan teknologi digital diperkirakan semakin meningkat permintaannya.
“Hal ini diikuti dengan tumbuhnya banyak kompetensi-kompetensi baru, terutama kompetensi yang berkaitan dengan sektor teknologi informasi digital, yang saat ini terus tumbuh dengan pesat,” imbuhnya.
Digitalisasi juga mempengaruhi budaya dan pola kerja yang ikut berubah seiring pemanfaatan teknologi yang semakin besar pada semua aspek. Saat ini konsep hubungan kerja serta konsep ruang dan waktu bekerja menjadi semakin cair dan fleksibel. “Hal ini selaras dengan besarnya generasi milenial dan generasi Z Indonesia yang merupakan digital native atau sangat melek dengan teknologi,” pungkas Retno.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News