Surplus neraca perdagangan non migas Indonesia pada kuartal pertama 2017 mencapai 7,8 miliar dolar AS, tertinggi selama enam tahun terakhir. Tingginya surplus tersebut dipengaruhi kinerja ekspor yang tumbuh lebih tinggi yakni 21,9 persen dibanding impor yang mencapai 8,8 persen. “Ekspor non migas kuartal pertama tahun 2017 meningkat seiring membaiknya volume perdagangan dunia dan naiknya harga komoditas,” kata Deputi Direktur Departemen Statistik Bank Indonesia (BI) Tutuk Cahyono, pada acara Pelatihan Wartawan Keuangan dan Moneter di Jakarta, 19 Mei 2017. Sementara itu, naiknya impor non migas pada kuartal pertama 2017 secara tahunan, didukung oleh peningkatan impor seluruh kelompok barang yang meliputi konsumsi, bahan baku, dan barang modal.
Tutuk juga menjelaskan bahwa defisit transaksi berjalan pada kuartal pertama 2017 sebesar 2,4 miliar dolar AS atau satu persen dari PDB, lebih tinggi dibandingkan kuartal pertama 2016 yang mencapai 2,1 miliar dolar AS atau 0,9 persen dari PDB. Peningkatan defisit tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan defisit neraca perdagangan migas dan pendapatan primer yang melampaui perkiraan neraca perdagangan non migas dan neraca jasa. Defisit neraca migas pada kuartal pertama 2017 meningkat menjadi 2,2 miliar dolar AS, terutama disebabkan peningkatan volume impor produk minyak dan harga minyak dunia. Di sisi lain, ekspor minyak juga meningkat karena peningkatan volume maupun harga, namun belum mampu mengimbangi peningkatan impor minyak.
Dipaparkan bahwa defisit neraca migas meningkat karena naiknya harga minyak dan lifting minyak yang lebih rendah. Sementara defisit neraca pendapatan meningkat terutama karena naiknya pembayaran bunga surat utang pemerintah dan pendapatan investasi langsung. Adapun ekspor non migas menurut negara tujuan ke 10 negara tujuan utama pada kuartal pertama 2017 naik 28,7 persen. “Sebagaian besar ekspor menuju negara tujuan utama menunjukan peningkatan pertumbuhan,” tuturnya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ekspor non migas kuartal pertama 2017 juga tercermin dari nilai ekspor 10 komoditas utama yang menunjukkan peningkatan 35,1 persen karena meningkatnya ekspor riil maupun harga komoditas. “Peningkatan ekspor riil maupun harga ekspor terjadi pada sebagian besar komoditas utama ekspor,” tambahnya.
Tutuk Cahyono juga menjelaskan bahwa transaksi modal dan financial (TMF) pada kuartal pertama 2017 mengalami surplus 7,9 miliar dolar AS atau naik dibandingkan pada periode yang sama tahun 2016 yang mencapai 4,2 miliar dolar AS. Peningkatan surplus ini didorong oleh investasi portofolio sebesar 6,5 miliar dolar AS dan surplus investasi langsung sebesar 2,5 miliar dolar AS, sementara investasi lainnya mengalami defisit satu miliar dolar AS. Edi
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Related Posts