Media Asuransi, JAKARTA – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJl) baru saja menggelar Insurtech Forum 2024 bertema “Life Insurance and FinTech Collaboration: Driving Top Line, Improving Bottom Line, Enhancing Digital Skills”.
Acara ini baru pertama kali digelar oleh AAJl bekerja sama dengan Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH). Tujuannya adalah untuk meningkatkan kolaborasi antara pemangku kepentingan di industri asuransi jiwa.
Ketua Bidang Kanal Distribusi & Inklusi Tenaga Pemasar Asuransi Jiwa, Elin Waty mengajak seluruh anggota AAJI untuk berinovasi baik dari sisi layanan maupun produknya yang berbasis digital. “AAJl akan terus mendukung kolaborasi dengan berbagai pihak khususnya OJK agar inovasi bisnis yang dijalankan tetap sejalan dengan aturan dan kebijakan yang ditetapkan,” jelas Elin dalam keterangan resmi, Kamis 14 Maret 2024.
|Baca juga: AAJI: Profesionalisme Tenaga Pemasar Industri Asuransi Jiwa Banyak Disorot
Industri asuransi jiwa, menurut Elin, adalah salah satu pilar pengelolaan keuangan nasional. “Untuk itu sudah sepatutnya kita bisa memanfaatkan momentum ini agar dapat semakin meningkatkan penggunaan asuransi jiwa di masyarakat,” jelasnya.
Saat ini tercatat sebanyak Rp835,84 triliun transaksi uang elektronik dengan 45 juta pengguna dan lebih dari 30 juta toko telah menggunakan pembayaran QRIS. Inovasi digital dalam industri asuransi bukanlah sebuah angan belaka. “Melihat angka tersebut kita dapat memanfaatkan kesadaran masyarakat akan perubahan digital yang sudah semakin tumbuh,” tambah Elin.
Maka dari itu, Elin berharap kegiatan ini dapat memberikan insight dari para expertise di bidang pengembangan aplikasi digital khususnya yang berkaitan dengan keuangan digital yang kemudian dapat diterapkan di industri asuransi jiwa.
Direktur Pengawasan Asuransi Jiwa OJK, Supriyono, menyatakan bahwa dalam mendukung pertumbuhan bisnis perasuransian di Indonesia, OJK telah membuat roadmap pengembangan industri perasuransian untuk mengakomodasi seluruh kepentingan stakeholder industri perasuransian. “Roadmap tersebut telah disusun melalui proses yang mendetail agar dapat memenuhi kebutuhan pengembangan industri perasuransian, regulator maupun nasabah,” katanya.
|Baca juga: AAJI Dukung Penerapan Pelindungan Konsumen di Industri Asuransi Jiwa
Lebih lanjut Supriyono menambahkan bahwa industri asuransi merupakan industri yang memiliki peran penting dalam roda perekonomian. “Pada era saat ini, asuransi memiliki peranan cukup penting untuk memproteksi kejadian tidak terduga baik pada risiko-risiko yang berdampak kepada badan usaha maupun risiko-risiko yang berdampak kepada individu. Dengan kata lain, asuransi membantu badan usaha maupun perorangan dalam hal mitigasi risiko yang selalu ada di setiap aktivitas,” jelasnya.
Perkembangan dari inovasi yang dikembangkan tersebut mendukung peningkatan inklusi keuangan sehingga mampu memberikan implikasi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi termasuk kepada industri asuransi.
Insurtech Forum 2024 sejalan dengan tagline AAJI di tahun 2024, yaitu #Transformasi dan Kolaborasi. Oleh karena itu, diharapkan melalui acara ini seluruh pelaku industri asuransi jiwa dapat menjalankan perannya masing-masing dalam melakukan transformasi digital dan saling berkolaborasi untuk menciptakan pertumbuhan industri yang lebih baik di masa depan.
Caption: (kiri) Direktur Pengawasan Asuransi Jiwa OJK, Supriyono dan Ketua Bidang Kanal Distribusi & Inklusi Tenaga Pemasar Asuransi Jiwa, Elin Waty (kanan) usai acara Insurtech Forum 2024 di Jakarta
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

