1
1

Investor Disarankan Berhati-Hati dan Lakukan Profit Taking Jelang Akhir Tahun 2023

Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama memperkirakan dalam sepekan ke depan pergerakan IDX Composite (IHSG) akan volatile. Investor diharapkan tetap berhati-hati mengingat akan ada potensi profit taking menjelang sisa hari di akhir tahun 2023.

Sedangkan pada pasar obligasi, Investor dapat mengurangi porsi SBN dengan tenor pendek dan mulai melakukan akumulasi pada SBN dengan tenor panjang.

Dikutip dari Weekly Mutual Funds Update, Rabu 27 Desember 2023, Tim Riset Infovesta menerangkan dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bullish sebesar +0,65% ke level 7.237,52. Posisi asing mencatatkan net buy sebanyak Rp1,45 triliun. Sedangkan pada saham, net buy asing terbesar yakni BBRI (Rp247,7 miliar), BBCA (Rp160,5 miliar), dan BBNI (Rp81,0 miliar).

|Baca juga: IHSG Berpeluang Kembali Bertenaga Hari Ini

Sentimen dari domestik, rilis data penjualan motor membaik (Nov:-2,8%; Prev:-4%). Pemerintah terus berupaya menggelontorkan stimulus terhadap penggunaan motor roda dua energi listrik menjadi angin segar terhadap penjualan motor. Rilis data uang beredar melambat (Nov:3,3% yoy; Prev:3,4% yoy). Perlambatan laju uang beredar tergolong wajar karena Bank Indonesia yang masih tetap menahan suku bunga di level tertinggi. Perlambatan pertumbuhan uang beredar berdampak pada penurunan pertumbuhan dana pihak ketiga.

Dengan laju pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dari laju pertumbuhan dana pihak ketiga membuat tingkat loan to deposit ratio di perbankan menjadi terus meningkat. Peningkatan pertumbuhan kredit (Nov:9,7% yoy; Prev:8,7% yoy) mencerminkan laju pertumbuhan daya beli masyarakat. Laju pertumbuhan kredit juga menjadi salah satu indikator kuat dalam mengukur laju pertumbuhan ekonomi. Peningkatan laju pertumbuhan kredit akan berimplikasi langsung dengan pertumbuhan laba bersih emiten perbankan secara umum.

Sentimen dari global, PBoC kembali menahan laju pinjaman rate di level rendah (Dec; 1y: 3,45%; 5y:4,2%). Langkah PBoC sebagai upaya untuk menggairahkan pertumbuhan ekonomi yang masih lesu.

|Baca juga: Harga Minyak Dunia Melonjak di Tengah Serangan Kapal di Laut Merah

Sedangkan sentimen dari AS, rilis data pertumbuhan ekonomi AS meningkat (Q3’23:4,9%; Q2’23: 2,1%). Laju pertumbuhan ekonomi AS yang tergolong masih kuat akan menjadi cerminan the Fed dalam mengambil keputusan pada FOMC kedepan. Sedangkan pada pasar obligasi, Infovesta Govt. Bond Index tumbuh bullish sebesar +0,35% ke level 10.116,98 poin. Kurs Rupiah terhadap US Dollar terapresiasi sebesar 0,09% ke level Rp15.489.

Sentimen kuat dari domestik, Bank Indonesia pada RDG-BI kembali menahan laju suku bunga di level 6%. Langkah BI kedepan tetap berupaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan memperhatikan langkah the Fed dalam menentukan suku bunga FFR. BI memberi sinyal akan mulai memangkas suku bunga pada paruh kedua tahun depan.

Sentimen dari global, rilis data inflasi Inggris turun lebih cepat dibandingkan dengan konsensusnya (Nov:3,9%; Prev:4,6%; Cons:4,4%). Investor memperkirakan BoE akan lebih cepat memangkas suku bunga pada bulan Maret 2024 dari yang sebelumnya pada bulan Mei 2024.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pertumbuhan Aset Kripto Diperkirakan Bakal Melejit pada Tahun 2024
Next Post Ini Dia Top 5 Reksa Dana Return Tertinggi MTD 22 Desember 2023

Member Login

or