Media Asuransi – Laba bersih PT Blue Bird Tbk (BIRD) naik sebesar 98,2% pada kuartal II/2021 (year on year/yoy). Hal ini didukung oleh peningkatan pendapatan yang melonjak 112,5% dan penurunan kerugian atas penjualan aset tetap sebanyak 98% menjadi rugi Rp718 juta yang sebelumnya rugi Rp36 miliar.
Sehingga, secara kumulatif pada 6 bulan pertama tahun 2021 (semester I/2021), kerugian perusahaan menurun menjadi Rp30 miliar yang sebelumnya pada semester I/2020 rugi Rp94 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh efisiensi pada biaya langsung yang turun 11,6% (yoy), sehingga rasio gross profit margin (GPM) perseroan naik 2,14% dari semester I/2020 menjadi 19,95%.
Baca juga: Kepala BKF: APBN 2022 Dirancang Antisipatif, Responsif, dan Fleksibel
Selain itu, beban usaha perusahaan juga turun 16,1% dan penjualan aset tidak lancar yang dikuasai oleh perusahaan meningkat 859,8% menjadi Rp29,8 miliar.
Kerugian ini akibat dampak dari pandemi Covid-19 dan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang membuat aktivitas masyarakat terbatas, kinerja Blue Bird pun akhirnya kurang menggembirakan.
Penurunan pendapatan itu sejalan dengan tergerusnya pendapatan dari segmen bisnis taksi perusahaan. Setali tiga uang, bisnis non taksi juga turut terimbas. Demi untuk tetap bertahan, Blue Bird memiliki beberapa strategi.
Baca juga: Posisi Komisaris Garuda Indonesia (GIAA) Dipegang Pengacara dan Bankir
Diantaranya adalah perusahaan akan masuk ke bisnis logistik baik ritel maupun business to business (B2B). Investasi menurutnya juga tetap dilakukan di sisi teknologi sesuai kebutuhan perusahaan.
Perseroan juga sudah mulai mengimplementasikan QR Code di dalam taksi dengan menggunakan QRIS sehingga memudahkan customer dalam melakukan pembayaran,” paparnya.
Selain itu, Blue Bird juga melakukan strategi dengan memastikan layanannya tersedia dan mudah didapatkan serta memastikan protokol kesehatan yang ketat dalam setiap layanan perseroan. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News