Media Asuransi – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat PT Perkebunan Nusantara X (PPNX) dan Medium Tem Notes (MTN) Tahun 2018 menjadi “idBBB” dari “idBBB+”. Pada saat yang sama, Pefindo merevisi outlook perusahaan menjadi “Stabil”.
Melalui keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Rabu, 4 Agustus 2021, Pefindo memaparkan bahwa skema restrukturisasi sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Perubahan Induk (Master Amendment Agreement/ MAA) yang hanya memperbolehkan kegiatan pendanaan untuk dipusatkan di tingkat induk akan membatasi kemampuan PPNX dalam mencari pendanaan eksternal secara mandiri apabila terdapat kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan pembiayaan.
“MAA ini mengelompokkan PPNX ke dalam klaster kuning bersama dengan enam perusahaan perkebunan lainnya, yakni kelebihan arus kas operasional yang dihasilkan oleh PPNX dapat digunakan oleh entitas di dalam klaster tersebut.”
|Baca juga: Dyandra (DYAN)–PTPN IV Teken Kerja Sama Kelola Kampung Kopi Banaran
Obligor dengan peringkat idBBB memiliki kemampuan yang memadai dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya. Walaupun demikian, kemampuan obligor lebih mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi. Peringkat tersebut mencerminkan posisi operasi perusahaan yang terintegrasi secara vertikal dengan potensi produk yang lebih terdiverisifikasi, dan permintaan gula kristal putih di domestik yang stabil.
Peringkat tersebut dibatasi oleh profil keuangan perusahaan yang agresif dan fleksibilitas keuangan yang terbatas, ketergantungan yang tinggi pada pasokan tebu petani, dan eksposur terhadap fluktuasi harga produk dan cuaca yang tidak menguntungkan. Peringkat dapat diturunkan apabila keterbatasan dalam mengakses pendanaan eksternal menyebabkan terganggunya kemampuan PPNX untuk membiayai kegiatan operasional atau membayar kewajiban keuangannya.
|Baca juga: Diversifikasi Bisnis, Pupuk Kaltim (PKT) Kembangkan Oleochemical
Realisasi utang yang lebih tinggi dan/atau penurunan profil keuangan karena arus kas dan/atau profitabilitas yang lebih lemah dari perkiraan, yang berasal dari perlambatan besar dalam bisnis intinya -gula, edamame, dan tembakau- dan penurunan harga komoditas juga dapat memicu penurunan peringkat. “Namun, prospek dapat direvisi menjadi stabil apabila perusahaan dapat mencari pendanaan secara independen meskipun terdapat restrukturisasi d itingkat induk, dan disertai dengan perbaikan pada indikator operasional dan keuangan secara berkelanjutan.”
Terletak di Jawa Timur, PPNX adalah perusahaan perkebunan yang terintegrasi secara vertikal bergerak dalam industri tanaman semusim (gula, edamame, dan tembakau) dan memproduksi produk hilir melalui pabrik bioethanol. PPNX mengolah tebu di sembilan pabrik tebu dengan sebagian produk sampingan yang dihasilkan, tetes, menjadi bahan baku untuk pabrik bioethanol perusahaan.
Hingga 30 Juni 2021, perusahaan mengelola total luas area 48,150 hektare (ha) perkebunan tebu (termasuk yang dimiliki petani), 554 ha perkebunan edamame, dan 601 ha perkebunan tembakau. Per 30 Juni 2021, 90,0% saham perusahaan dimiliki oleh PTPN dan 10,0% dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Aca
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News