Media Asuransi, JAKARTA – PT Petrosea Tbk (PTRO) berhasil meraih kontrak (backlog) senilai Rp64,3 triliun sepanjang tahun lalu. Perolehan ini merupakan pertumbuhan yang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Nilai backlog tersebut juga merupakan nilai tertinggi sepanjang lebih dari lima dekade Petrosea berkiprah di sektor pertambangan dan konstruksi.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 13 Februari 2025, Kartika Hendrawan, Chief Investment Officer PT Petrosea Tbk, mengatakan beberapa kontrak baru yang berhasil diperoleh Perseroan, di antaranya adalah perjanjian jasa pertambangan dengan PT Pasir Bara Prima dengan durasi life of mine dan nilai kontrak mencapai Rp17,4 triliun.
|Baca juga: Petrosea (PTRO) Akan Stock Split Saham dengan Rasio 1:10
“Petrosea juga menandatangani perjanjian Onshore Early Works EPC untuk proyek Ubadari, Tangguh EGR/CCUS & Tangguh Onshore Compression (UCC) dengan nilai kontrak sebesar Rp4,6 triliun dan jangka waktu 24 bulan,” jelasnya.
Selain itu, ada pula perjanjian pengadaan dan konstruksi untuk pembangunan tambang Blok Pomalaa dengan PT Vale Indonesia Tbk dengan nilai kontrak sebesar Rp2,8 triliun dan jangka waktu 24 bulan.
|Baca juga: Bukit Asam (PTBA) Targetkan Penjualan Batu Bara 50,1 Juta Ton
Kartika mengatakan keberhasilan Petrosea tidak lepas dari peran investor, masyarakat dan juga perbankan. Ia menyebutkan kesuksesan penggalangan dana untuk mendukung ekspansi dan aksi korporasi melalui Obligasi, Sukuk dan Fasilitas Bank mencapai lebih dari Rp12 triliun.
Petrosea berhasil menyelesaikan Penawaran Umum Berkelanjutan atas Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2024 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2024 senilai Rp 1,5 triliun yang berhasil mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed), tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 16 Desember 2024.
Obligasi dan Sukuk tersebut memperoleh peringkat idA+ dan idA+(sy) (Stable Outlook) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dan merupakan penawaran perdana Perusahaan di pasar Obligasi dan Sukuk sejak Petrosea didirikan.
Selain itu, aksi korporasi melalui pemecahan saham (stock split) Perseroan juga merupakan pencapaian penting. Pemecahan saham dengan rasio 1:10 di awal bulan Januari 2025 lalu yang menjadi katalis penting dalam meningkatkan likuiditas saham dan jumlah pemegang saham dari yang sebelumnya 12.883 investor di akhir 2024 menjadi 49.796 investor di akhir Januari 2025.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

