1
1

Standard Chartered Bank Gelar Pelatihan untuk Guru dari 14 SLB

  Standard Chartered Bank bermitra dengan Yayasan Pelayanan Anak dan Keluarga (LAYAK), menggelar pelatihan bagi guru dari 14 Sekolah Luar Biasa (SLB) se-Jabodetabek di Jakarta, 9 Agustus 2017. SLB yang mengirim guru untuk mengikuti pelatihan ini, SLB Rawinala, SLB Triasi, SLB Lenteng Agung, SLB Tan Miyat Bekasi, SLB Bhakti Luhur, SLB Assyafi’iyah, SLB Surya Wiyata, SLB Depok, SLB Manunggal Bakti, SLBN 7 Jakarta, SLB Frobel Montessorry, SLB Asih Budi II, SLB Sana Darman, dan SLB Pemina.
  Pelatihan ini fokus pada peningkatan kapasitas guru dalam membantu anak-anak berkebutuhan khusus dengan penglihatan terbatas (low vision) yang terdiri dari cara melakukan asesmen bagi penderita penglihatan terbatas hingga pemberian rekomendasi penanganan lanjutan bagi orang tua mapun pihak terkait lainnya.
 Program ini merupakan bagian dari Seeing is Believing Addressing Child Blindness Low Vision & Visual Impairment Project yang diluncurkan Standar Chartered Bank pada akhir 2015, dengan target wilyah Jabodetabek, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat, untuk periode lima tahun. Hingga saat ini programtersebut telah menjangkau sekitar 1.800 anak berkebutuhan khusus dari 40 SLB. Dari jumlah itu, 794 orang diantaranya telah memperoleh layanan lanjutan.
  Country Head Corporate Affairs Standard Chartered Bank Indonesia Dody Rochadi mengatakan bahwasecara global diperkirakan terdapat 285 juta orang atau sebanyak 4,24 persen mengalami gangguan penglihatan, 39 juta orang (0,58 persen) mengalami kebutaan, dan 246 juta orang (3,65 persen) mengalami lowvision. Sedangkan di Indonesia saat ini terdapat sekitar 3,5 juta orang mengalami kebutaan pada kedua belah mata. Dari jumlah itu, 50-60 persennya atau sekitar 1,5 juta akibat katarak.
   Dody menambahkan bahwa di Indonesia, sejak tahun 2003, program ini telah mengucurkan lebih dari sembilanjuta dolar AS untuk perawatan mata bagi masyarakat. “Kami sangat berbahagia bahwa banyak anak-anak berkebutuhan khusus yang memperoleh akses untuk pemeriksaan mata serta penanganan lanjutan. Kami berharap melalui program ini, dapat berkontribusi menurunkan angka kebutaan di Indonesia, sehingga dapat membatu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkap Dody.
   Sementara itu, Ketua Yayasan LAYAK Evie Tariga mengapresiasi prograim Seeing Is Believing ini. “Minimnya akses untuk mendapatkan pencegahan dan penganganan gangguan penglihatan juga dipengaruhi oleh keterbatasan finansial masyarakat. Kami mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Standard Chartered,” ungkap Evie. Fir

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BI Selenggarakan Seminar Nasional ‘Big Data’
Next Post Taspen Life Resmikan Kantor Pemasaran di Palembang

Member Login

or