1
1

Risiko Kerugian Selalu Mengintai Kita

Satria Mahardika Risk Engineer & Analyst. | Foto: doc

Oleh Satria Mahardika

Dunia maya membawa pengaruh baik dan buruk di kehidupan nyata. Membuat masyarakat, khususnya anak muda mulai mencoba beberapa tren baru, dimulai dari media sosial yang mereka lihat. Banyak dari masyarakat, khususnya anak muda tidak menyadari bahaya yang ada di sekitarnya, ketidaktahuan akan bahaya membuat risiko semakin besar.

Tren yang digandrungi anak-anak muda harus terhindar dari bahaya yang berakibat buruk, baik secara tidak langsung hingga berakibat kecelakaan. Kecelakaan dalam harfiah berarti nasib buruk, kecelakaan dapat berupa akibat yang besar atau akibat yang kecil.

Dalam dunia asuransi terdapat asuransi kecelakaan diri. Mengutip Situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai asuransi kecelakaan diri, disebutkan bahwa asuransi kecelakaan diri merupakan jenis asuransi yang memiliki manfaat berupa akibat yang diterima tertanggung atau peserta akibat kecelakaan diri dari luar (selain tertanggung atau peserta) yang menimpanya.

Pada praktiknya, para underwriter harus melihat beberapa aspek untuk menilai suatu risiko untuk menjamin tertanggung atau peserta tersebut, salah satu faktor yang harus dilihat ialah fatigue management atau manajemen kelelahan. Underwriter sejatinya harus mengetahui atau setidaknya mengenali jenis pekerjaan tertanggung atau peserta, sehingga underwriter asuransi dapat mengedukasikan atau mendorong perusahaan untuk memberikan istirahat yang cukup kepada para karyawan ditempat mereka bekerja.

Selain itu terdapat 3 cara lain untuk mencegah kelelahan di tempat kerja, diantaranya seperti mempromosikan work life balance, melaksanakan program kesehatan, dan optimalkan jadwal kerja.

Berikut ini aspek untuk mencegah kelelahan di tempat kerja:

1. Work-life balance didefinisikan oleh Fisher, dkk (2009) sebagai upaya yang dilakukan oleh individu untuk menyeimbangkan dua peran atau lebih yang dijalani. Sedangkan menurut Greenhaus, dkk (2003) work-life balance adalah sejauh mana suatu individu terikat secara bersama di dalam pekerjaan dan keluarga, dan sama sama puas dengan peran dalam pekerjaan dan peran dalam keluarganya. Menururt Lockwood (2003) work-life balance adalah suatu keadaan seimbang pada dua tuntutan karena pekerjaan dan kehidupan seorang individu adalah sama. Work-life balance pada pandangan pekerja merupakan pilihan mengola kewajiban kerja serta pribadi ataupun tanggung jawab akan keluarga. Lain halnya untuk pandangan perusahaan, istilah ini merupakan tantangan membentuk budaya yang mendukung di perusahaan. Yakni pekerja dapat fokus dalam pekerjaannya di tempat kerja.

2. Kesehatan kerja Menurut Suma’mur (2014:2). kesehatan kerja dapat diartikan sebagai ilmu kesehatan dan penerapannya yang bertujuan mewujudkan tenaga kerja sehat, produktif dalam kerjanya, berada dalam keseimbangan yang mantap antara kapasitas kerja, beban kerja dan keadaan lingkungan kerja, serta terlindung dari penyakit.

3. Jam kerja yang ideal atau mengoptimalkan jam kerja adalah waktu yang diselesaikan dalam pekerjaan tidak melebihi waktu yang ditetapkan (Valcour,2007).

Aspek-aspek di atas sangat mudah untuk diaplikasikan namun butuh komitmen antarpemangku kepentingan di perusahaan agar dapat berjalan dengan baik. Aspek tersebut juga mudah dipromosikan kepada anak-anak muda yang sudah mulai meneriakkan work life balance atau gaya hidup seimbang di sosial media.

Dengan menerapkan aspek-aspek tersebut dapat memberikan efek positif kepada anak muda dan dunia asuransi khususnya jaminan asuransi kecelakaan diri di Indonesia.

 

*Penulis adalah Risk Engineer & Analys, Tugu Reasuransi Indonesia, Jakarta.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 4 Saham Pilihan Menu Trading Hari Ini 22 September 2023
Next Post Allianz Indonesia dan Bank CTBC Indonesia Meluncurkan Allianz Life Secure PINTAR

Member Login

or